GELORA.CO - Capres Prabowo Subianto menekankan jika pemerintahan Indonesia tak bisa cuma sekadar mengutamakan diplomasi dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.
Bagi Prabowo, pertahanan bangsa juga harus ditopang dengan kekuatan aparat keamanannya yang saat ini dinilai masih lemah. Salah satu penguatannya dengan penambahan anggaran pertahanan.
"Diplomasi untuk memajukan sebuah negara melalui jalan perundingan dan pertukaran diplomasi (perlu), tetapi diplomasi tidak bisa hanya menjadi mediator," kata Prabowo dalam debat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3).
Dijelaskannya, upaya mempertahankan kepentingan nasional tidak hanya sekadar penguatan diplomasi.
"Tetapi diplomasi harus di-back up dengan kekuatan," jelasnya.
Di sisi lain, ia juga tak sependapat dengan pernyataan Jokowi yang menyebut dirinya tak percaya dengan kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.
Namun demikian, mantan Danjen Kopassus ini lebih melihat pada alutsista yang dimiliki TNI yang dianggap butuh dikuatkan.
"Kapal selam ada berapa. pesawat ada berapa (yang dimiliki), berapa skuadron yang kita punya?" tanya Prabowo.
"Pak, diplomasi kalau hanya senyum-senyum, nice guy, biasa-biasa saja. Bukan saya tidak percaya (dengan TNI), saya TNI. Saya lebih TNI dari banyak TNI," tandasnya. [rm]