GELORA.CO - Lembaga survei Polmark Indonesia mendapati defisit pada elektabilitas paslon Jokowi-Ma'ruf Amin dan para partai pengusungnya. Ada sekira 27 persen dari total semua pemilih pada partai koalisi 01 yang belum memilih calon yang diusungnya.
CEO Polmark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah mengatakan, pihaknya telah membandingkan elektabilitas antara masing-masing capres-cawapres dengan koalisi partai pengusungnya. Menurutnya, yang paling berjarak di sini ditunjukkan oleh Jokowi-Ma'ruf dan pendukungnya.
"Pada kelompok 01, ada defisit 27 persen. Jadi ada 27 persen pemilih partai koalisi itu sampai saat terakhir survei belum memilih 01," katanya usai forum Pikiran, Akal, dan Nalar di Hotel Grand Arkenso, Kota Semarang, Rabu (13/3).
Dibandingkan pasangan Pilpres nomor urut 02, angka 27 persen itu cukuplah besar. Lantaran, defisit antara Prabowo-Sandi dan partai pengusungnya hanyalah 6,2 persen saja.
"27 persen dan 6,2 persen ini angka penting. Kenapa, karena itu menunjukkan bahwa elektabilitas partai yang digabungkan dalam jumlah besar belum tentu harus diterjemahkan serta merta menjadi elektabikitas pilpres. Tidak bisa begitu," katanya lagi.
Untuk dukungan partai yang belum solid ini, kata Eep, terjadi di Pilpres manapun. Yang harus diketahui oleh partai dalam situasi ini adalah pada segmen pemilih mana yang belum satu suara.
"Di bagian atau segmen mana saja mereka harus melakukan kampanye-kampanye khusus di sisa waktu terakhir. Kalau itu semua bisa dijawab dengan baik, maka partai-partai bisa memanfaatkan waktu yang tersisa untuk mensolidkan pendukungnya," tandasnya. [jp]