GELORA.CO - Pembangunan infrastruktur jalan yang dilakukan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla tidak membawa dampak yang signifikan kepada industri manufaktur, pertanian, dan tambang dalam negeri.
Ekonom senior, Faisal Basri justru menilai jalan, khususnya jalan tol, yang dibangun Jokowi hanya menguntungkan pihak importir. Mereka dimudahkan dalam mengirim arus barang hingga ke desa-desa.
Hasilnya, produk dalam negeri harganya lebih mahal ketimbang produk yang diimpor dari luar negeri.
"Jadi jalan, infrastruktur jalan ini memperlancar barang-barang impor lebih cepat sampai ke desa-desa," katanya dalam diskusi bertajuk ‘Anomali Proyek Infrastruktur Pemeritah’ di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (12/3).
Pembangunan infrastruktur jalan tol, sambungnya, hanya mampu mendistribusikan produk dalam negeri dengan menggunakan truk, yang daya muatnya tidak terlampau besar. Maksimal hanya puluhan ton.
Hal ini tentu berbeda dengan produk impor yang diangkut dengan menggunakan kapal kontainer bermuatan ratusan ribu ton ke pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Produk itu kemudian disalurkan ke pelosok dengan menggunakan infrastruktur jalan tol yang dibuat Jokowi.
"Sehingga ongkos per kilogramnya mendekati nol rupiah," tandasnya. [rmol]