PDIP Sebut Penonton Debat Tertawa karena Prabowo Tak Paham Kekuatan TNI

PDIP Sebut Penonton Debat Tertawa karena Prabowo Tak Paham Kekuatan TNI

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - PDIP menjelaskan perihal tawa yang menggema di ruang debat semalam saat capres Prabowo Subianto berbicara masalah pertahanan. Partai pendukung Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin itu menegaskan, para penonton bukan menertawakan persoalan pertahanan yang tengah disampaikan Prabowo. 

"Kalau Prabowo marah-marah ke penonton karena mereka dianggap menertawakan pertahanan negara yang rapuh, penonton sebenarnya sedang menertawakan kesalahan data Prabowo," ujar politikus PDIP, Charles Honoris kepada wartawan, Minggu (31/3/2019). 

Charles mengatakan tawa itu keluar lantaran sebagai mantan militer, Prabowo dinilai tak paham soal kekuatan TNI saat ini. 

"Penonton menertawai Prabowo karena, meski yang bersangkutan mantan militer, ternyata tidak mengetahui dengan benar kekuatan TNI saat ini. Oleh karena itu, tidak salah jika Jokowi mengatakan 'Pak Prabowo tidak percaya pada TNI kita'. Prabowo yang mantan TNI justru tidak percaya TNI kuat, karena dia mendapatkan data yang salah," tuturnya.

Anggota DPR itu mengungkapkan, menurut data indeks kekuatan militer yang dirilis Global Firepower (GFP) 2019, kekuatan TNI justru berada di urutan pertama untuk level Asia Tenggara. TNI juga masuk dalam urutan ke-15 untuk dunia. 

"Bahkan, masih menurut data tersebut, kekuatan militer Indonesia mengalahkan Israel (urutan 16), yang selama ini dikenal punya militer kuat," ujarnya. 

Menurut Charles, debat semalam menunjukkan bahwa Jokowi yang berasal dari sipil lebih komprehensif dalam memahami pertahanan negara ketimbang Prabowo. Prabowo masih fokus di pertahanan konvensional, bahkan soal teknologi yang bersangkutan merasa tidak masalah jika harus tetap memakai teknologi lama. 

"Sebaliknya, Jokowi sudah bisa memetakan ancaman ke depan seperti perang siber (cyber warfare), sehingga beliau fokus membangun pertahanan siber negara," kata Charles. 

Charles juga mengkritik pernyataan Prabowo yang menyebut anggaran pertahanan negara masih terlalu kecil. Sebab, sejak kepemimpinan Jokowi, anggaran pertahanan justru semakin meningkat. 

"Pernyataan Prabowo semalam bahwa anggaran pertahanan negara masih terlalu kecil, juga telah mengabaikan fakta bahwa alokasi APBN untuk pertahanan negara di era Presiden Jokowi telah jauh meningkat siginifikan. Pada APBN 2019, anggaran pertahanan Rp 108,4 T atau naik hampir 80% dari era Presiden SBY yakni Rp 86,2 T (APBN 2014)," tuturnya. [dtk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita