GELORA.CO - Pidato politik berapi-api calon presiden nomor urut 01, Jokowi di Yogyakarta, kemarin (Sabtu, 23/3) menunjukkan provokasi berlebihan.
Begitu dikatakan Sekretaris Departemen Dalam Negeri DPP Partai Demokrat, H. Abdullah Rasyid melalui pesan singkat yang diterima redaksi, Minggu (24/3).
"Jangan kita cepat menarik kesimpulan, karna hasilnya bisa keliru," ujar Rasyid.
Rasyid mengingatkan, seringkali pernyataan terbuka Jokowi ternyata yang terjadi sebaliknya. Omongan Jokowi menurutnya, tidak bisa dipegang.
"Misal, beliau bilang ekonomi meroket ternyata tekor, bilang tidak akan impor ternyata beras, garam sampai cangkul impor. Bilang tidak akan utang ternyata hutang gila-gilaan," sebut Rasyid.
Teranyar saat berpidato lebih dari 30 menit dalam deklarasi dukungan Pilpres 2019 di Stadion Kridosono Yogyakarta, Jokowi bilang akan melawan segala fitnah yang ditujukan.
"Siapa yang percaya?" kritiknya.
Pernyataan keras Jokowi itu menurutnya, patut disayangkan. Apalagi ia seorang pemimpin negara yang harus mengayomi rakyatnya.
"Harusnya pemimpin itu menyejukkan, janganlah provokasi rakyat, sampaikan pesan yang penuh harapan. Jangan lagi rakyat dibuat susah terus menerus, sudah hidupnya susah, jangan hati dan perasaannya pun susah," pungkasnya. [rmol]