GELORA.CO - Jalan Tol Ngawi-Kertosono terpaksa ditutup sementara karena banjir mirip lautan yang merendam jalan tersebut, tepatnya di KM 603 sampai dengan KM 604.
Jalan tol tersebut ditutup mulai Rabu (6/3) petang pukul 22.00 WIB hingga pagi ini akibat banjir imbas meluapnya Sungai Glonggong di wilayah itu.
"Sehubungan dengan tingginya curah hujan di wilayah Madiun, kami mohon bantuan kepada seluruh penggunna tol ruas Ngawi Kertosono untuk merencanakan perjalanan dan memperhatikan kondisi kendaraan sebagai antisipasi," kata Manager Umum dan Sumber Daya Manusia (SDM) PT Jasamarga Ngawi-Kertosono (JNK), M Ridwan dikonfirmasi di Surabaya, Kamis (07/03).
Ia mengatakan, banjir terjadi karena curah hujan deras dan terjadi cukup lama pada hari Selasa (5/3) dan Rabu (6/3), sehingga menyebabkan genangan air di beberapa lokasi di sekitar jalan tol, salah satunya di sekitar ruas jalan tol.
Pengamatan Rabu (6/3) hujan kembali terjadi, sehingga luasan banjir maupun ketinggian genangan air bertambah, dan pukul 17.00 hujan kembali turun cukup deras sehingga menyebabkan air mulai menyentuh ROW sekitar KM 603 sampai KM 604 yang awalnya hanya sedalaman satu mata kaki.
Pada Rabu petang, kata Ridwan, dalam waktu yang relatif pendek pukul 19.00 WIB ketinggian air mulai menyentuh reflektor (guide post) dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan kecil atau Golongan I, akibatnya semua kendaran yang sudah terlanjur sampai di KM.604 diberhentikan sementara.
Pada pukul 21.07 WIB berdasarkan izin via telepon dari Direktur Teknik PT JNK, lalu lintas dari arah Surabaya dikeluarkan Gerbang Tol Caruban.
"Untuk kendaraan yang sudah terlanjur masuk tol dan terjebak di sekitar SS Madiun, dikawal PJR untuk putar balikkan keluar GT. Caruban," katanya.
Untuk laporan terkini pada Kamis (7/3) pagi hasil pengamatan tim lapangan, ketinggian air tidak makin surut namun cenderung bertambah tinggi, sehingga truk dan bus juga tidak dapat melintasi genangan.
"Mulai Kamis pukul 00.50 WIB seluruh kendaraan dari Surabaya dialihkan keluar Caruban, dan kami berencana melakukan contra flow dari KM 602 sampai KM 607 (inventarisir jumlah RC dan PB)," katanya. [jp]
Rakyat kecil hanya bisa berdoa dan nekad mengadu nasib bercatur nyawa, terpaksa melalui "tol laut", jalan tol baru yang kebanjiran di Jawa Timur. Para pembangun infrastruktur jalan tol yang ga mikir kondisi alam sehingga mencelakakan rakyat, dosamu akeh bro! Tobatlah & perbaiki! pic.twitter.com/Vprn4JgDDG— Let's be Muslim (@arwidodo) March 7, 2019