Mahfud MD: Semoga Riak-riak Mengancam Tidak Berlanjut Usai Pemilu 2019

Mahfud MD: Semoga Riak-riak Mengancam Tidak Berlanjut Usai Pemilu 2019

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ikatan kebangsaan Indonesia sangatlah kuat. Saking kuatnya bisa mengusir penjajah dari bumi Nusantara. 

Hal itu disampaikan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD sebelum acara 'Doa Bersama dan Ikrar Anak Bangsa' yang digelar Aliansi Anak Bangsa untuk Indonesia (ABI) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (31/3). 

"Kita tahu bahwa kehebatan Indonesia itu ikatan kebangsaannya yang begitu kuat, kita mengusir penjajah karena kita sangat kuat bersatu dalam ikatan kebersamaan, berdasarkan pancasila, kemudian mempertahankan negara ini dan membangun negara ini sebaik-baiknya karena ikatan kebangsaan begitu kuat," ujarnya. 

Namun jelang Pemilihan Presiden 17 April mendatang, ia melihat persatuan bangsa Indonesia terganggu dengan isu-isu yang mengarah pecah belah.  

"Sehingga pada saat ini merespon perkembangan politik mukhtahir menjelang pemilu yang ada riak riak yang agak mengganggu menjelang Pemilu ini karena kemudian muncul isu-isu yang berpotensi memecah," jelasnya

Menurut dia, riak-riak yang muncul jelang Pilpres ini agak mencemaskan. Ia berharap tidak berlanjut usai Pemilu 2019 nanti.  

"Kita semua sejak awal mendukungnya untuk berdoa agar riak-riak yang mengancam atau nampaknya agak mencemaskan meskipun tidak terlalu mengkhawatirkan tetapi agak mencemaskan ini, segera terajut kembali dan tidak berlanjut sesudah Pemilu tanggal 17 April," tuturnya. 

Harapan dia, sesudah Pemilu, masyarakat Indonesia dapat kembali bersatu siapapun nanti yang akan terpilih menjadi presiden.

"Mudah-mudahan sesudah itu kita sadar dan menerima hasil Pemilu dan bekerja seperti biasa siapapun yang dipilih rakyat kita bersatu kembali membangun bangsa dan negara, untuk itulah kita akan berdoa dan berikrar pada hari ini," tandasnya.

Selain Mahfud MD, tokoh-tokoh lainnya terlihat sudah hadir di antaranya HS Dilon, Mahfud MD, Romo Beny, Pdt. Irvan Hutasoit, KH. Syarif Rahmat, dan Uung Sendana. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita