GELORA.CO - Belakangan ini calon presiden nomor urut 01 menyemangati pendukungnya untuk meningkatkan militansi dalam menangkal hoaks dan fitnah yang ditujukan kepadanya. Selain itu, Jokowi pekan lalu juga menekankan kepada pendukungnya untuk menebalkan semangat militansi, apalagi waktu pencoblosan makin dekat.
Penekanan militansi oleh Jokowi kepada pendukungnya tersebut menjadi pembahasan menarik. Sebab selama ini pendukung capres nomor urut 02 juga kerap dicitrakan sebagai gerakan yang militan.
Analisis percakapan media sosial Drone Emprit mengecek seberapa tinggi militansi kedua kubu dalam tiga bulan terakhir.
Drone Emprit menangkap percakapan dengan kata kunci 'militan' dan 'militansi' di media sosial dan media online sejak 21 Desember 2018 sampai 24 Maret 2019.
Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi mengungkapkan, dari data pantauan tiga bulan terakhir itu, ada tren penggunaan kata kunci tersebut naik turun relatif stabil.
Ismail menuturkan, volume percakapan tertinggi ditemukan di Twitter dengan adanya 145 ribu mention, media online 6,4 ribu mention, Facebook 3,3 ribu mention, Instagram 1,3 ribu mention, dan YouTube 190 mention.
Tingkat interaksi percakapan ini di Twitter sangat tinggi, sebesar 11,40 interaksi per status baru. Menurut Ismail, tingkat interaksi itu menandakan tingginya ‘militansi’ follower dalam mengamplifikasi status dari influencer mereka.
Ismail mengatakan, pantauan dengan kata kunci tersebut menghasilkan dua kluster besar namun tidak berimbang. Kluster pertama yang merupakan kluster pendukung capres 01 terlihat lebih kecil dan tak begitu padat. Sedangkan kluster kedua yang merupakan pendukung kubu 02 menunjukkan lebih besar dan sangat padat.
Dari data tersebut, Ismail mengatakan, pendukung kubu 02 artinya sering menggunakan kata 'militan'.
"Militansi pendukung 02 juga bisa dilihat dari tingginya interaction rate, sehingga cuitan influencer akan teramplifikasi dengan sangat mudah dan luas. Hal ini juga tampak dari peta SNA dimana banyak top influencer yang mendapat retweet tinggi," tulis Ismail di laman Facebook-nya dikutip Senin 25 Maret 2019.
Kenapa percakapan militansi di kluster kubu 01 kurang besar, Ismail menjelaskan, sebenarnya top influencer kubu 01 sudah muncul dan menggunakan kata militan serta tercatat dalam peta percakapan media sosial Drone Emprit, namun sayangnya percakapan influencer andalan kubu 01 itu belum disambut maksimal oleh pendukung 01 yang lain.
"Kurang mendapat interaksi tinggi sehingga polanya kurang padat. Jumlah akun yang turut terlibat menggunakan kata ’militan’ ini juga lebih sedikit," tulisnya.
Bicara soal top influencer yang bercakap dengan kata kunci militan, dari 27 top influncer kedua kubu yang dicatat Drone Emprit didominasi oleh kubu 02.
Ismail mengatakan influncer andalan kubu 02 membuat percakapan bernarasi memanggil pendukungnya dengan istilah 'pendukung militan atau 'pejuang militan'.
Tak mau kalah kubu 02 juga menggunakan kata kunci 'militan' namun tidak tunggal, beragam tujuan. Misalnya untuk penyebutan 'perangkat desa militan' dan 'militan @jokowi'.
Tagar apa saja dipromosikan ”secara militan” ini?Dari peta tagar, tampak sebagian besar adalah agenda kubu 02. Yang paling besar adalah #UninstallJokowi, lalu #INAelectionObserverSOS, #2019GantiPresiden, #2019PrabowoPresidenRI, dan #PrabowoSandi. pic.twitter.com/sqd5quSsan— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) March 24, 2019
Militansi kedua kubu di media sosial dan online itu, menurut Ismail, terwujud pada aksi di dunia nyata. Dari foto dan rekaman di media sosial bisa dilihat, bagaimana sambutan kunjungan capres cawapres kedua kubu juga melibatkan massa besar. Selain itu bisa dilihat dari munculnya ragam meme dan spanduk dukungan masyakarat ke masing-masing pasangan capres dan cawapres. Pendukung rela menggunakan sumber daya mereka sendiri untuk menyatakan dukungannya pada calon andalan mereka.
Berdasarkan data peta analisis percakapan Drone Emprit atas kata kunci 'militan', Ismail mengatakan istilah 'militan' dalam Pilpres kali ini sudah terasosiasi dengan pendukung kubu 02.
"Panggilan 'pendukung militan' dan 'pasukan militan' sering mereka gunakan sehari-hari untuk mengajak dan menyemangati pasukan. Istilah 'militan' sudah menjadi bagian dari nafas mereka," tulis Ismail.
Untuk kubu 01 yang tidak begitu gencar memakai kata kunci militan tersebut, menurut Ismail, bukan berarti pendukung kubu 01 tidak militan.
"Mereka di lapangan mungkin tetap militan, dan itu tak tertangkap dalam data Drone Emprit karena jarangnya kata itu mereka gunakan," ujarnya. [vva]