Kondom Bergambar Paslon 01, Gerindra: Artinya Program KB Jokowi Gagal Total

Kondom Bergambar Paslon 01, Gerindra: Artinya Program KB Jokowi Gagal Total

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono tergelitik menanggapi respon pendukung Jokowi-Maruf terkait foto kondom bergambar pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 01 yang beredar lintas grup WhatsApp.

Menurut dia, kubu paslon 01 terlalu berlebihan meresponnya. 

"Kondom gambar Joko Widodo Maruf Amin kok panik sih TKN Joko Widodo-Maruf Amin," kata Arief, Minggu (10/3).

Ia mengimbau lapor Bawaslu jika merasa gambar itu hoax dan merugikan mereka. 

"Nggak usah ribut-ribut ya," cetusnya. 

Justru, lanjut Arief, pihaknya berterima kasih kepada pembuat gambar kondom itu. Sebab, kondom adalah alat kontrasepsi yang bisa dipergunakan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia.

"Artinya mengingatkan pada kita bahwa program KB selama pemerintahan Joko Widodo gagal total dan laju pertumbuhan penduduk makin tinggi ya yang menyebabkan ledakan penduduk sehingga beban ekonomi nasional makin berat," kata Arief.

Arief menjelaskan. pertumbuhan penduduk yang tinggi jika tidak diimbangi dengan peningkatan kapasitas ekonomi maka akan menurunkan kesejahteraan penduduk suatu negara. 

Dampak ledakan penduduk antara lain semakin tingginya angka pengangguran, kriminalitas, dan memburuknya kondisi sosial lainnya.

"Tapi karena tim TKN enggak sampai ke sana pikirannya maka mikirnya negatif saja karena sudah pasti kalah ya," sindirnya.

Di era Jokowi ini menurut dia, pengangguran di sektor riel makin bertambah karena Target pertumbuhan ekonomi nasional tidak pernah tercapai. Imbasnya kapasitas ekonomi nasional tidak mencukupi untuk laju pertumbuhan penduduk yang tidak terprogram.

"Makanya kemiskinan makin tinggi di era Joko Widodo dan hutang negara numpuk," terangnya.

Arief menambahkan, program KB akan menjadi program utama Prabowo-Sandi untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, meningkatkan kesejahteraan Masyarakat dan menciptakan SDM yang berkualitas. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita