GELORA.CO - Setelah Islam Nusantara tuan canangkan, yahudi tuan legalkan, LGBT tuan persilahkan, syi’ah tuan lapangkan, aliran kepercayaan tuan anjungkan, kamunisme tuan diamkan, masjid tuan awasi, para da’i tuan takut-takuti, kegaduhan seperti tuan nikmati, kemudian tuan himpun ulama di bawah semboyan “ijtihad politik” untuk berfatwa bahwa tuan adalah “pemersatu umat dan seorang yang islami”.
Dengan melihat dan mendengar semua itu, saya jadi bertanya, “persatuan seperti apakah yang tuan-tuan wujudkan ?”.
Rupanya, kerakusan terhadap jabatan telah menghilangkan rasa dan periksa sehingga yang berbicara hanyalah selera !!!
Demi Allah !!!
Hamba yang faqir ini, Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa berlepas diri dari segala ijtihad dan kesepakatan menjadikan umat sebagai mangsa berbagai bahaya yang sudah hadir di depan mata.
Siapapun yang berasal dari Ranah Minang, terlibat dengan ijtihad dan kesepakatan itu maka saya sampaikan:
“Kita akan berhujjah di hadapan Allah swt kelak, atas sikap yang tuan-tuan ambil dan Allah swt adalah Hakim Yang Maha Adil”.
Kepada umat Islam baik di ranah maupun di rantau, saya tegaskan bahwa MUI Sumbar berada di luar kesepakatan tersebut !!!
Semoga umat bisa memahami dan menyikapi dengan bijak bahwa kami sangatlah takut menjadi bagian kelompok yang telah diperingatkan oleh Rasulullah saw dalam hadits beliau:
عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ ، قَالَ : خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَ : ” إِنَّهُ سَيَكُونُ عَلَيْكُمْ بَعْدِي أُمَرَاءٌ فَمَنْ
دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهمْ ، فَلَيْسُ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ ، وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ حَوْضِي ، وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ ، فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَسَيَرِدُ عَلَيَّ الْحَوْضَ ” ، (هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ ، أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ و أَخْرَجَهُ النَّسَائِيُّ
“Dari Ka’ab Ibn al-‘Ujrah ra, beliau berkata : Nabi Muhammad saw keluar kepada kami kemudian bersabda: “Akan ada setelah (wafat)ku (nanti) umara’ –para amir/pemimpin—(yang bohong). Siapa saja yang masuk menemui mereka lalu membenarkan (menyetujui) kebohongan mereka dan membantu/mendukung kezhaliman mereka maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya, dan dia tidak (punya bagian untuk) mendatangi telaga (di hari kiamat). Dan barangsiapa yang tidak masuk pada mereka (umaro’ bohong) itu, dan tidak membenarkan kebohongan mereka, dan (juga) tidak mendukung kezhaliman mereka, maka dia adalah dari golonganku, dan aku dari golongannya, dan ia akan mendatangi telaga (di hari kiamat). (Hadits Shahih riwayat Ahmad dan An-Nasaa’i dalam kitab Al-Imaroh).
Jum'at, 22 Maret 2019
Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa
(Ketua MUI Sumatera Barat)
Sebelumnya, Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama menetapkan ijtihad politik dan fatwa untuk mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Ketetapan itu dibacakan tokoh ulama dari Sumatera Barat, Buya H Mas’oed Abidin, Sabtu (16/3/2019) malam.
Kegiatan yang dilaksanakan sejak Jumat (15/3/2019) dihadiri lebih dari 600 alim ulama dari 30 provinsi di Indonesia.
[pbc]