GELORA.CO - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengkritik kejadian tiga karyawan sebuah hotel yang dibawa ke kantor polisi karena berswafoto atau selfie dalam sebuah acara yang dihadiri Presiden Joko Widodo di Mataram, Nusa Tenggara Barat, kemarin, Jumat (22/3/2019).
Menurut Juru Kampanye Nasional BPN Prabowo-Sandi, Nizar Zahro, mestinya ketiga karyawan berinisial M, AR, dan AZ itu bebas mengekspresikan pilihan politiknya. Pasalnya, menurut dia, Indonesia adalah negara demokratis yang menjunjung tinggi pilihan politik rakyatnya.
“Ini Indonesia bung. Negara yang menjunjung tinggi demokrasi. Jangan takut-takuti rakyat dengan lapor polisi,” tegas Nizar, Sabtu (23/3/2019).
Ketua DPP Partai Gerindra itu menilai, melaporkan ekspresi masyarakat ke pihak kepolisian adalah tindakan yang sia-sia. Karena, menurutnya, masyarakat tidak merasa takut untuk mengekspresikan pilihannya kepada paslon Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 nanti.
“Di manapun, ke manapun, anda akan temukan ekspresi tanda dua jari dari para pemberani. Anak-anak muda, emak-emak tak takut dilaporin. Percuma. Dilaporin satu muncul satu juta,” ujarnya.
Nizar mengungkapkan, saat ini gelombang perubahan dari masyarakat sudah tidak bisa dibendung lagi. Untuk itu, dirinya menyarankan agar sejumlah pihak tidak menghalang-halangi gelombang perubahan dari masyarakat tersebut.
“Jangan melawan gelombang perubahan. Percuma. Anda akan tenggelam,” tandasnya.
Sebelumnya, tiga karyawan sebuah hotel dibawa ke kantor polisi di Polsek Cakranegara, Kota Mataram, karena berswafoto atau selfie dalam sebuah acara yang dihadiri Presiden Joko Widodo di Mataram, Nusa Tenggara Barat, kemarin, Jumat (22/3/2019).
Ketiga karyawan hotel yang berinisial M, AR, dan AZ itu sendiri sudah meminta maaf dan dipulangkan oleh pihak kepolisian. [kro]