GELORA.CO - Pakar Komunikasi Politik, Hendri Satrio melihat ada fenomena baru di peta pertarungan capres dan cawapres 2019.
Hal itu berdasarkan temuan terbaru dari Litbang Kompas yang menyebut selisih antara Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi yang hanya berkisar 11 persen.
"Saya lihat ada fenomena bahwa masyarakat tidak lagi ragu atau sembunyi-sembunyi mendukung Prabowo sehingga ada pergerakan di (hasil) survei," kata Hendri kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (21/3).
Selisih keduanya itu makin menipis mengingat pada survei Litbang Kompas Oktober 2018 mencapai19,9 persen untuk keunggulan Jokowi-Amin.
Pada Litbang Kompas 22 Februari 2019-5 Maret 2019, elektabilitas Prabowo-Sandi di angka 37,4 persen. Persentase ini makin menempel petahana yang berada di 49,2 persen.
Hendri berujar, hasil survei ini justru menjadi koreksi bagi kubu Jokowi-Maruf. Jika ingin memenangi Pilpres, maka timses harus kerja ekstra untuk membalikkan pemilih yang hilang.
"Yang paling mudah dinilai saat ini ya Jokowi. Masyarakat nyaman atau tidak, ada kegundahan di masyarakat (untuk memilih Jokowi) atau tidak? Kalau nyaman ya bisa dua periode," tandasnya. [rmol]