Gara-gara Ulah Rommy, PPP Kubu Djan Faridz: Jokowi akan Tumbang

Gara-gara Ulah Rommy, PPP Kubu Djan Faridz: Jokowi akan Tumbang

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Sebulan jelang pemungutan suara Pilpres 2019, jagat politik di Tanah Air dikagetkan dengan Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK terhadap Ketua Umum PPP, Romahurmuziy (Rommy). 

Rommy diciduk komisi Antirasuah di sebuah Hotel mewah di Surabaya, Jumat (15/3/2019), terkait dugaan "makelar" jual beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag). KPK juga telah menetapkan Rommy sebagai tersangka.

Mantan Bendahara DPP PPP kubu Djan Farid, Aziz Ambadar angkat suara terkait bencana yang menghabisi karir politik Rommy itu. 

Aziz mengaku turut prihatin karena partai berlabel "Rumah Besar Umat Islam" itu juga harus ikut menanggung malu akibat ulah Rommy.

Bahkan, dia mengatakan, OTT Rommy bukan saja bedampak pada partai, akan tetapi juga berdampak besar terhadap kontestasi Pilpres 2019. Soalnya, Rommy selama ini dikenal publik sebagai orang dekat Jokowi.

Kedekatan Rommy dengan Jokowi juga sudah diakui oleh Jokowi sendiri. Rommy juga menjabat Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma"ruf Amin. 

"Sekarang masyarakat melihat Rommy yang orang dekat Pak Jokowi ditangkap KPK karena terjerat kasus korupsi," kata Aziz di Jakarta, Senin (18/3/2019).

Tanpa bermaksud mendahului takdir, menurut Aziz, kasus ini juga akan berpengaruh besar terhadap elektabilitas Jokowi selama sebulan terakhir jelang pemungutan suara 17 April mendatang.

Bahkan, Aziz memprediksi Capres petahana Jokowi akan tumbang. Karena secara kalkulasi politik, koalisi di tubuh TKN Jokowi-Ma"ruf akan cenderung melemah. Mepetnya sisa waktu kampanye juga tidak memungkinkan untuk bangkit kembali atau rebound dari gempa politik ini.

"Sulit untuk membantah bahwa penangkapan Rommy tidak akan berdampak ke elektoral Jokowi. Karena, pertama Rommy Ketum PPP koalisi Jokowi, dan kedua Rommy orang dekat Pak Jokowi," papar Aziz.

"Koalisi Jokowi-Ma"ruf akan kehilangan fokus dan melemah karena kegaduhan di internal mereka sendiri," sambungnya.

Selain itu, Aziz mengungkapkan, elite Partai Ka"bah juga akan dibuat sibuk saling lirik, mengingat Rommy mengaku dirinya dijebak dalam kasus OTT yang menimpanya.

"Ini menarik, karena dalam kasus ini Rommy merasa dijebak. Nah, sakarang pertanyaannya, siapa aktor intelektual dibalik operasi jebakan kepada Rommy?," kata Aziz dengan nada penasaran.

Jika klaim Rommy tersebut benar, Aziz mensinyalir hal itu tidak jauh-jauh dari orang-orang di lingkaran Rommy sendiri. 

"Maka, jika konteks kasus OTT-nya adalah jual beli jabatan di Kemenang, maka menurut saya patut diduga Rommy mengarah kepada orang dekatnya di Kemenag. Tujuannya apa? Mungkin ingin merebut kursi Ketum PPP, saya tidak tahu," Aziz menganalisis.

Di atas semua itu, Aziz mengajak Rommy dan PPP introspeksi diri. Menurutnya, bisa jadi gempa politik ini sebagai hukuman alam atas dualisme PPP selama era kepemimpinan Rommy dan juga pilihan politik PPP dalam mendukung penista Agama Basuki Tjahaj Purnama (Ahok) di Pilkada DKI 2017 lalu.

"Mungkin dia kualat sama Haji Lulung juga. Karena, sebagaimana kita tahu di Pilkada DKI lalu Haji Lulung mati-matian berusaha menjaga aspirasi umat Islam dengan menolak mendukung Ahok. Tapi, dia akhirnya dipecat oleh Rommy," kenang Aziz.

“Siapa yang dukung Anies?, siapa yang dukung Ahok?. Rommy waktu itu jelaa memecah belah PPP dan umat Islam. Karena keputusannya mendukung Ahok bertentangan dengan aspirasi umat Islam. Dia kualat sama Haji Lulung,” sambungnya. [ts]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita