GELORA.CO - Hasil rilis terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut jika mayoritas muslim pemilih Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno menginginkan Indonesia seperti negara Timur Tengah. Kesimpulan itu berdasar hasil riset dari 1.200 responden.
Mengetahui adanya rilis survei tersebut, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah langsung mengungkapkan kritiknya. Ia menilai hasil survei LSI Denny JA mengarah kepada adu domba rakyat.
"Denny JA itu tim sukses, dia bukan ilmuwan. Menurut saya surveinya mulai berbahaya karena memasukan elemen-elemen adu domba antarwarga negara," ujar Fahri di kompleks DPR RI Senayan Jakarta, Rabu (6/3).
Fahri menuturkan, belakangan ini dia mulai meragukan kapasitas Denny JA sebagai penyedia jasa survei. Rasa kagum yang dulu pernah dirasakannya kepada Denny JA, saat ini mulai memudar.
Inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) itu menilai aneh dengan temuan survei LSI Denny JA ini. Dia meragukan jika banyak responden yang menginginkan Indonesia seperti negara Timur Tengah.
Pasalnya negara di tanah Arab itu banyak terjadi konflik. Bahkan terancam bubar. Sangat tidak logis jika ada yang mau menjadi bagian negara hancur.
"Siapa yang mau jadi seperti Timur Tengah? Orang negara bubar, ini kan otaknya kayak enggak masuk gitu loh. Masa ada orang yang berpikiran, 'wah enak nih tinggal di negara konflik'. Ini kan kaya enggak pakai otak. Denny cari makan jangan gitu-gitu amat lah," tegas Fahri.
Diketahui, survei Denny JA menunjukkan, dari total responden 1.200, 54,1 persen yang merupakan pemilih Prabowo-Sandi menginginkan Indonsia harus seperti Timur Tengah. Angka itu turun dari survei sebelumnya, yang dilakukan pada Januari 2019 yaitu sebesar 67,6 persen.
Sedangkan, pemilih muslim Prabowo-Sandi yang menginginkan Indonesia harus khas dengan Pancasila hanya 33,4 persen. Angka tersebut turun dari 36,9 persen di survei Januari lalu. Sementara pada Desember 2018 sebesar 32,3 persen.
Mengetahui adanya rilis survei tersebut, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah langsung mengungkapkan kritiknya. Ia menilai hasil survei LSI Denny JA mengarah kepada adu domba rakyat.
"Denny JA itu tim sukses, dia bukan ilmuwan. Menurut saya surveinya mulai berbahaya karena memasukan elemen-elemen adu domba antarwarga negara," ujar Fahri di kompleks DPR RI Senayan Jakarta, Rabu (6/3).
Fahri menuturkan, belakangan ini dia mulai meragukan kapasitas Denny JA sebagai penyedia jasa survei. Rasa kagum yang dulu pernah dirasakannya kepada Denny JA, saat ini mulai memudar.
Inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) itu menilai aneh dengan temuan survei LSI Denny JA ini. Dia meragukan jika banyak responden yang menginginkan Indonesia seperti negara Timur Tengah.
Pasalnya negara di tanah Arab itu banyak terjadi konflik. Bahkan terancam bubar. Sangat tidak logis jika ada yang mau menjadi bagian negara hancur.
"Siapa yang mau jadi seperti Timur Tengah? Orang negara bubar, ini kan otaknya kayak enggak masuk gitu loh. Masa ada orang yang berpikiran, 'wah enak nih tinggal di negara konflik'. Ini kan kaya enggak pakai otak. Denny cari makan jangan gitu-gitu amat lah," tegas Fahri.
Diketahui, survei Denny JA menunjukkan, dari total responden 1.200, 54,1 persen yang merupakan pemilih Prabowo-Sandi menginginkan Indonsia harus seperti Timur Tengah. Angka itu turun dari survei sebelumnya, yang dilakukan pada Januari 2019 yaitu sebesar 67,6 persen.
Sedangkan, pemilih muslim Prabowo-Sandi yang menginginkan Indonesia harus khas dengan Pancasila hanya 33,4 persen. Angka tersebut turun dari 36,9 persen di survei Januari lalu. Sementara pada Desember 2018 sebesar 32,3 persen.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada rentang waktu 18-25 Februari 2019, melibatkan 1.200 responden. Metode yang digunakan yaitu multistage random sampling dengan wawancara tatap muka. Margin of error survei sebesar 2,9 persen. [jp]