GELORA.CO - Tingkat elektabilitas Joko Widodo-Maruf Amin yang terus tergerus disebabkan dua masalah utama. Yakni terkait kinerja Jokowi di pemerintahan, dan pencitraan yang tidak layak lagi dijual.
Pengamat politik, Bin Firman Tresnadi menjelaskan, terkait kinerja pada masa pemerintahannya, tidak sedikit masyarakat yang menganggap Jokowi telah gagal dalam membuat kebijakan-kebijakan atas persoalan ekonomi dan hukum.
"Salah satunya kriminalisasi terhadap para pengkritiknya. Infrastruktur yang menjadi andalan dalam pembangunan Jokowi dianggap rakyat tak juga mendorong bangkitnya ekonomi, yang ada justru rakyat semakin terpinggirkan," katanya dia kepada redaksi, Kamis (21/3).
Adapun pencitraan atau gimmick politik yang selama ini menjadi andalan Jokowi, kini sudah tidak laku lagi.
"Rakyat sadar "gimmick Jokowi", Jokowi merakyat, Jokowi orang baik dan sebagainya tidak mampu merubah nasib rakyat menjadi lebih baik di tengah himpitan ekonomi yang semakin berat," tutup Bin Firman.
Litbang Kompas merilis hasi survei Pilpres 2019 terbaru. Hasilnya, elektabilitas paslon 01 Jokowi-Maruf dan paslon 02 Prabowo-Sandi tidak terpaut jauh. Yaitu 49,2 persen dan 37,4 persen. [rmol]