Dituding Jokowi tak Percaya Tentara, Prabowo: Saya Lebih TNI daripada Banyak TNI

Dituding Jokowi tak Percaya Tentara, Prabowo: Saya Lebih TNI daripada Banyak TNI

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto adu argumentasi soal pertahanan saat debat keempat Pilpres 2019.

Prabowo awalnya menyatakan bahwa pertahanan Indonesia masih lemah, yang salah satunya karena disebabkan anggaran yang terbatas.

"Pertahanan Indonesia terlalu lemah, jauh dari yang diharapkan karena tidak punya uang," kata Prabowo saat debat keempat Pilpres 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3).

Menurut Prabowo, sebagai negara yang memiliki kekayaan alam melimpah, pertahanan sangat penting bagi Indonesia.

Menurut dia, untuk memperkuat pertahanan harus memperbaiki sistem, seperti menyetop kebocoran anggaran yang berpotensi korupsi. "Kurangi korupsi sehingga kekayaan Indonesia tidak megalir ke luar negeri," ungkap Prabowo.

Sementara, Jokowi mengatakan, pentingnya digelar pasukan terintegrasi, tidak Jawasentris.

Dia sudah memerintahkan Menhan Ryamizard Ryacudu, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto membangun divisi III Kostrad di Goa, Sulsel, Komando AU di Biak, Armada AL di Sorong.

"Ini sudah dalam proses pembangunan dan akan jadi," kata Jokowi.

Dia juga sudah memerintahkan melakukan gelar pasukan di empat titik penting, yakni Natuna di sebelah barat, Morotai untuk timur, Saumlaki dekat Masela untuk selatan, dan di Biak.

Menurut Jokowi, yang diharapkan dari itu adalah titik-titik pinggir Indonesia terjaga.

"Yang namanya radar maritim udara sudah menguasai seluruh wilayah. Sebanyak 19 titik radar udara yang telah terkoneksi. Sebanyak 11 titik maritim tersambung dan terkoneksi," paparnya. "Penguasaan radar udara dan maritim, siapa pun masuk teritori akan ketahuan," tambahnya.

Lebih lanjut Jokowi menuturkan bahwa saat ini anggaran Kementerian Pertahanan saat ini sudah mencapai Rp 107 triliun. Jumlah ini terbesar kedua setelah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera).

"Jadi, perhatian terhadap pertahanan bukan main-main. Ada yang kurang harus diperbaiki," katanya.

Prabowo pun merespons dengan mengkritik kecilnya anggaran pertahanan di pemerintahan Jokowi. "Maaf Pak Jokowi, mungkin dapat briefing kurang tepat," tegas dia.

Prabowo menjelaskan anggaran Rp 107 triliun itu hanya lima persen dari APBN, dan 0,8 persen gross domestic product (GDP).

Dia membanding di Singapura saja, anggaran pertahanannya 30 persen dari APBN, dan tiga persen dari GDP.

"Saya berpengalaman di tentara, budaya ABS (asal bapak senang) banyak pak," katanya.

Dia mencontohkan, kalau anak buah biasa melaporkan situasi aman, terkendali, semua radar cukup.

"Pak, tidak benar. Jadi itu saja pak. Saya tidak menyalahkan bapak," katanya. Jadi, ujar Prabowo, semua harus dikaji. Dia menegaskan pertahanan sangat penting. "Kita tidak mau hancurkan siapa pun, tapi pertahanan kita lemah," ungkap Prabowo.

Jokowi pun merespons kembali. "Saya melihat Pak Prabowo tidak percaya pada TNI kita. Saya yang sipil, sangat percaya kepada TNI yang mira miliki," kata Jokowi.

Dia menegaskan bahwa sudah melihat sendiri ada pembangunan di Natuna, Sorong dan lainnya. "Saya cek, ada benar barangnya," katanya.

Menurut Jokowi, yang paling penting sekarang ini karena masih kurangnya anggaran pertahanan adalah dengan dengan cara imvestasi di alutsista.

"Jangan belanja, tetapi investasi. Jadi, setiap anggaran Kemenhan harus dibangun untuk membangun industri alutsista. Tank, kita miliki Tank Harimau. Kapal selam hasil kerja sama dengan negara lain, dadali," katanya.

Dia mengatakan kalau investasi di pertahanan dilakukan maka alutsista Indonesia akan baik. Indonesia akan memiliki dan menguasai teknologi.

Sementara itu, dalam segmen berikutnya yakni hubungan internasional, Prabowo membantah tudingan Jokowi yang menyebutnya tidak percaya TNI.

Dia lantas menyentil penasihat militer Jokowi. Menurut Prabowo, kalau dia menjadi presiden mungkin sudah digantinya penasihat militer seperti itu.

"Pak Jokowi, tolong penasihat militernya, bukannya saya tidak percaya sama TNI," katanya.

Prabowo menyatakan bahwa harus jelas kekuatan pertahanan yang dimiliki sehingga bisa mencegah dan bertindak ketika ada armada asing yang masuk ke Indonesia.

"Kapal selam berapa yang kita miliki, jenis apa, kemampuannya berapa, pesat berapa. Kita negara seluas Eropa, berapa skuadron fighters yang kita punya, peluru kendalinya berapa," kata Prabowo.

Jadi sekali lagi, Prabowo menegaskan bahwa dirinya bukan tidak percaya TNI. "Saya bukan tidak percaya. Saya TNI, saya pertaruhkan nyawa di TNI. Saya lebih TNI daripada banyak TNI," katanya. [jp]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita