Debat Capres IV dari Perspektif Sosiologis: Prabowo akan Unggul dan Indonesia akan Maju

Debat Capres IV dari Perspektif Sosiologis: Prabowo akan Unggul dan Indonesia akan Maju

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pada Jum’at, 29 Maret 2019 saya diundang menjadi narasumber  dialog “Perang opini, Adu Gagasan Berebut Simpati Rakyat,” di Restoran Boplo Cikini, Jakarta Pusat yang dilaksanakan Jayakarta Institute dengan narasumber Siti Zuhro, Musni Umar, Pangi Syarwi Chaniago, Dian Islamiati Fatwa, juru bicara BPN Prabowo-Sandi dan Ahmad Baihaqy, Juru bicara TKN Jokowi-Ma’ruf.

Debat Calon Presiden RI putaran  keempat ini akan sangat menarik karena akan membahas “Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan-Keamanan serta Hubungan Internasional,”  yang akan dilaksanakan pada Sabtu, 30 Maret 2019 di Hotel Sangri-la Jakarta.

Debat ini akan menyedot perhatian publik yang amat besar. Pertama, topik yang dibahas cukup aktual sebab beberapa Jenderal TNI Purn sudah melempar isu di masyarakat, seperti ada gerakan ingin mengubah Pancasila, ingin mendirikan khilafah, dan  isu lain seperti radikalisme, intoleransi, anti Pancasila dan sebagainya.

Semua itu tujuannya untuk  memecah belah masyarakat terutama  umat Islam yang memberi dukungan luar biasa kepada Prabowo yang ditunjukkan dengan menghadiri kampanye terbuka Prabowo yang jumlahnya bagaikan lautan manusia. Selain itu, untuk mendiskreditkan Prabowo. Menurut saya berbagai fitnah tersebut tidak akan mengurangi dukungan masyarakat kepada Prabowo, malah sebaliknya.

Masalah ideologi Pancasila yang akan menjadi bahan perdebatan, sejatinya bagi umat Islam sudah final. Yang harus dibahas,  bagaimana mewujudkan Pancasila sehingga memberi kemajuan, keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.  Prabowo pasti bisa menjelaskan ke publik dalam debat karena program Prabowo adil makmur adalah untuk  membumikan ideologi Pancasila sehingga rakyat merasakan keadilan dan kemakmuran.

Kalau benar yang dituduhkan para Jenderal TNI Purn bahwa ada yang ingin  mengganti Pancasila. Pertanyaannya  apakah masuk akal kalau mereka mendukung Prabowo-Sandi, Pancasila mau diganti,  khilafah dilegalkan. Sangat naif karena Prabowo dan para Jenderal TNI Purn yang mendampingi Prabowo sangat nasionalistik dan boleh dikatakan jiwa dan raga mereka adalah Pancasila.

Kedua, gerakan mendiskreditkan Prabowo seperti tidak mempunyai pengalaman dalam memerintah. Ini isu murahan karena Prabowo pernah menjadi Pangkostrad dan memimpin pasukan, menjadi Ketua Umum Partai Politik dan memimpin  berbagai organisasi sosial. Selain itu,  Prabowo diserang secara pribadi. Memimpin keluarga saja tidak bisa apalagi memimpin negara. Prabowo berpisah dengan isterinya bukan karena kemauannya tetapi difitnah-diisukan mau melakukan kudeta. Tentu saja  Pak Harto marah. Atas dasar itu, keduanya berpisah yang sampai saat ini menurut pengamatan saya masih saling menghormati satu sama lainnya.

Ketiga, masalah pertahanan dan keamanan bangsa dan negara. Masyarakat sangat percaya Prabowo memilki pengalaman dan kemampuan untuk menjelaskan kepada publik dalam debat untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap ancaman dari dalam dan luar negeri, Prabowo mampu membangun persatuan bangsa yang saat ini dipecah belah karena menggunakan politik belah bambu. Sebagian diangkat setinggi-tingginya sedang yang lain ditekan dan dipersekusi dengan menggunakan UU ITE. Selain itu,  masalah separatisme yang sekarang ini seolah dibiarkan, Prabowo pasti sanggup mengatasinya.

Keempat, Prabowo pasti bisa menjelaskan secara baik politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Bukan saja bisa mengemukakan masalah hubungan internasional dengan baik, tetapi mampu menjawab segala pertanyaan mitra debat yaitu Jokowi. Singkat kata, jika Probowo diberi mandat oleh rakyat untuk memimpin Indonesia, maka hubungan internasional Indonesia sama ada G to G, G to P maupun P to P akan meningkat.  Selain itu, negosiasi dengan negara-negara donor yang memberi utang kepada Indonesia pasti dilakukan untuk meminta pengurangan utang serta negosiasi perdagangan dengan negara-negara mitra dagang Indonesia.

Alasannya, Prabowo mempunyai wawasan dan pergaulan internasional yang luas, mempunyai kemampuan yang mumpuni, memiliki bacaan yang banyak dan sudah menulis buku Paradoks Indonesia serta menguasai banyak bahasa asing. [arj]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita