GELORA.CO - Ustadz Abdul Somad secara resmi sudah menyandang gelar Syekh, sehingga dirinya sekarang banyak disapa dengan sebutan Syekh Abdus Samad.
Dalam sejumlah kesempatan, Syekh Abdus Samad menjelaskan dirinya akan menekuni jalur dakwah dan tidak mengisi jabatan sebagai wapres.
Dirinya memang dicalonkan menjadi cawapres untuk mendampingi Prabowo Subianto, tapi ditolak oleh Syekh Abdus Samad.
Sejumlah alasan sudah pernah disampaikan sebelumnya, tapi ada alasan di balik penolakannya tersebut.
"Ada yang berjuang lewat berbagai cara termasuk melalui syair dan untuk menentukan yang hak dan batil," katanya.
Salah satunya bisa disimak dalam video singkat berikut ini dan ada sejumlah alasan lainnya yang di antaranya bisa disimak di berbagai aplikasi di dunia maya.
Berikut, salah satunya.
Dalam kaitan ini, Syekh Abdul Somad menampilkan sejumlah alasan di balik penolakannya untuk mendampingi Prabowo Subianto menjadi calon wakil presiden (cawapres).
Dalam sebuah ceramahnya, dirinya menjelaskan, jika dirinya tetap maju, maka akan terjadi perang ayat para pendukung.
"Coba bayangkan, kalau seandainya saya jadi cawapres, yang dukung saya akan baca surah Al Ikhlash, ...Allahu Somad," katanya.
Sementara di seberang akan membaca Al Fatihah, yang diakhiri dengan, Amin.
Amin itu mengarah pada nama Maruf Amin dan Somad mengarah pada Syekh Abdus Samad.
Nama Somad memang disebut dalam surah Al Ikhlash.
Surah pendek yang termasuk bagian dari juz 30 ini memang sering dibaca dan dihapal karena merupakan salah satu surah pendek yang mudah dihapal oleh umat Islam.
Surah pendek ini juga sering menjadi pilihan bacaan dalam surah setelah imam membacakan surah Al Fatihah.
Syekh Abdus Samad menyatakan, perang ayat antarumat akan terjadi.
Solat pun, kata Syekh Abdus Samad, akan kacau.
"Nanti, pendukung saya, saat solat akan menyatakan waladh dholin, maka jamaah akan menjawab, Somad, kan kacau ini," katanya.
Masjid jadi rusak, yang tidak memilih Syekh Abdul Somad pun akan menjadi menyebutkan Somad padahal seharusnya umat menjawab, Aamiin.
Saat mendengarkan keterangan itu, peserta ceramah pun menjadi riuh untuk menanggapi penyampaian alasan Syekh Abdul Somad yang sangat lugas tersebut.
Nama Syekh Abdul Somad pun menjadi pilihan yang disampaikan saat berlangsungnya Ijtima Ulama I dan Ijtima Ulama II.
Setelah sekian lama memendam alasan tersebut, akhirnya Syekh Abdul Somad menyampaikan alasan sebenarnya di balik penolakannya.
Sejumlah umat Islam selalu mendoakan yang terbaik untuk guru Syekh Abdul Somad yang menjadi penceramah paling populer di Indonesia, saat ini.
Setiap penyelenggaraan ceramah yang menghadirkan Syekh Abdul Somad selalu penuh sesak dan bisa disaksikan melalui drone tentang peserta ceramahnya.
Dalam sejumlah kesempatan, Syekh Abdul Somad menyatakan, ceramahnya di sejumlah tempat selalu disaksikan dengan jumlah orang yang terbatas.
"Pahala anak muda yang kemudian menyebarkan ceramah saya melalui berbagai aplikasi itu akan mengalir pahala kepada dia," katanya.
Soalnya, kata Syekh Abdul Somad, saat ceramah di stadion, maka yang menyaksikannya hanya orang di stadion itu.
"Tapi, dengan kreativitas anak muda, mereka merekam, memotong video dan menyajikannya dengan baik, maka pahalanya akan diterima oleh mereka," katanya.
Syekh Abdul Somad juga dijagokan akan tampil sebagai salah satu tokoh Nahdlatul Ulama dan dijagokan meraih posisi Ketua Umum Nahdlatul Ulama.
Fakta ini juga menjadi salah satu faktor yang memicu terjadinya gesekan di mana di sejumlah lokasi, khususnya di Jawa Tengah dan beberapa lokasi lain, Syekh Abdul Somad ditolak ormas tertentu.
Syekh Abdul Somad sudah mengadukan masalahnya di antaraya di Polda Bali, saat dipersekusi, tapi kasusnya pun tidak ada kejelasannya. [wk]