GELORA.CO - Pada 2017 masyarakat dihebohkan dengan istilah sindikat Saracen yang dituduh menyebar hoax, fitnah dan ujaran kebencian.
Salah satu yang jadi korban karena dikaitkan dengan sindikat Saracen adalah Sri Rahayu Ningsih yang pada 18 Desember 2017 oleh Pengadilan Negeri (PN) Cianjur divonis 1 tahun penjara serta denda Rp 20 juta subsider 2 bulan kurungan badan, sehingga total 14 bulan penjara.
Pasca Facebook merilis ke publik soal keterkaitan Permadi Arya alias Abu Janda dengan sindikat Saracen, Sri Rahayu Ningsih menuntut keadilan kepada Presiden Jokowi.
Melalui akun facebooknya, Senin (11/2/2019), Sri Rahayu Ningsih menuntut Abu Janda untuk ditangkap.
Berikut selengkapnya pernyataan Sri Rahayu Ningsih:
KORBAN FITNAH SARACEN
Maaf Ya PAK JOKOWI saya Tidak Niat Menghina Atau Menghujat ANDA. justru Pendukung ANDA yang TOLOL menghina Menghujat Bahkan Memfitnah Saya, Sampai Saya Di PENJARA 14 Bulan, sekarang RAKYAT sudah Tahu Siapa Abu Janda si Ustad PALSU, jadi Bagaimana Tindakan Bapak Selanjutnya Bukanya Saat Debat Bapak Bilang Jika Ada Bukti Silakan Di LAPORKAN,
Sudah Banyak Laporan Bahkan Pihak FACEBOOK juga Sudah Mengklarifikasi Tentang Fitnah dan Adu domba Abu janda Yang Menyamar Sebagai Muslim, Apakah BAPAK JOKOWI berani Memerintahkan POLRI atau BARESKRIM untuk MENANGKAP dan MEMPROSES ABU JANDA sesuai HUKUM yang Berlaku Seperti Bagaimana PEMERINTAH memperlakukan KAMI KORBAN UU ITE.
Satu Lagi Yang Perlu Bapak Ketahui Semua Sudah Jelas Ucapan BAPAK USUT TUNTAS SINDIKAT SARACEN, tapi buktinya BAPAK Tidak Mendapatkan apa2 Saat POLRI mengusut Tuntas Kami, Yang MEREKA dapat Cuma SCREN SHOT STATUS kami Kan sebagai Barang BUKTI.
Nah Sekarang Barang Bukti Adu Domba Status ABU JANDA sudah Banyak Di Dapat Bagaimana Tindakan PEMERINTAH SEKARANG, jika Bapak Ingin Di PERCAYA oleh RAKYAT INDONESIA maka Jangan TEBANG PILIH TANGKAP ABU JANDA PENDUKUNG Bapak Sendiri .....!!!!!!!!!!
ABU JANDA USTAD PALSU PENGADU DOMBA UMAT ISLAM yang MEMANFAATKAN DAN MENYUSUP DI GROUP SARACEN
TANGKAP ABU JANDA ATAU MASA YANG MENGADILI..... (*)