GELORA.CO - PT BNI Syariah membukukan laba sebesar Rp 416,08 miliar, naik 36,67 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) dibandingkan 2017 sebesar Rp 307 miliar. Sementara itu, per Desember 2018, Aset Perseroan mencapai Rp 41.05 triliun atau tumbuh sebesar 17,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menuturkan dari sisi bisnis dana pihak ketiga (DPK) BNI Syariah mencapai Rp 35,50 triliun atau tumbuh 20,82 persen dengan jumlah nasabah mencapai lebih dari 3 juta.
"Komposisi DPK tersebut didominasi oleh dana murah (Giro dan Tabungan) yang mencapai 55 82 persen. Komposisi dana murah ini juga meningkat jika dibanding tahun sebelumnya 51.60 persen," jelasnya di Gedung BNI Syariah, Jakarta Selatan, Kamis (14/2).
Dari sisi penyaluran dana, Perseroan telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 28,30 Triliun atau naik 19,93 persen. Komposisi pembiayaan tahun 2018 disumbang oleh segmen konsumer sebesar Rp 13,92 triliun atau setara 49,17 persen.
"Itu diikuti segmen komersial sebesar Rp 7 triliun, segmen kecil dan menengah sebesar Rp 5,97 triliun, segmen mikro Rp 1,08 triliun, dan Hasanah Card sekitar Rp 332,69 miliar. Kemudian Non Performing Financing (NPF) 2018 dibawah 3 persen yaitu sebesar 2.93 persen," ujarnya.
Untuk strategi tahun ini, BNI Syariah akan meningkatkan ekspansi pembiayaan kepada sektor komersial secara selektif kepada nasabah yang memiliki tingkat risiko rendah seperti BUMN.
"Tapi secara bankwide kami akan meningkatkan porsi pembiayaan pada segmen ritel (small and medium) dan sedikit menurunkan porsi segmen komersial. Kami menargetkan segmen komersial tumbuh di kisaran 20 persen," pungkasnya.[mdk]