GELORA.CO - Calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menyiapkan strategi dorongan besar untuk mengatasi krisis energi di Indonesia. Rencana jangka pendek dan jangka panjang di bidang energi segera diterapkan saat keduanya menerima mandat dari rakyat pada 17 April 2019 nanti.
"Pak Prabowo punya beberapa pemikiran, dalam jangaka pendek yang akan beliau instruksikan adalah harus segera kurangi ketergantungan kepada bensin dan solar dan batu bara. Mungkin kita tidak defisit, tapi kita fikirkan tentang dampak lingkungannya," kata anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Harryadin Mahardika di Jalan Sriwijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (8/2).
Haryadin mengatakan, salah satu konsumen terbesar dari bahan bakar minyak adalah kendaraan bermotor. Sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil, Prabowo akan memberikan insentif bagi kendaraan yang menggunakan bahan bakar alternatif serta melakukan konversi bahan bakar untuk kendaraan bermotor.
"Di era SBY pernah ada wacana konversi energi untuk kendaraan bermotor. Namun saat itu belum sepakat siapa yang akan bangun konverter. Langkah ini adalah satu cara yang bisa lebih cepat sehingga subsidi bisa diarahkan bukan hanya untuk subsidi harga, tapi untuk converter," kata Harryadin.
Sementara itu, untuk solusi jangka panjang, Prabowo akan bangun industri biofuel. Harryadin mengatakan, konsep industri biofuel ala Prabowo bertumpu pada visi menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil bioetanol terbesar di dunia. Sebagai negeri agraris, Indonesia memiliki modal utama untuk mewujudkan industri tersebut.
"Kita punya lahan. Menurut data, ada 10 juta hektare lahan tidak produktif. Prabowo mentargetkan 2 juta hektare dikonversi ke bioetanol estate dengan sekema public private poeple partnership. Jadi rakyat atau petani, pengusaha dan negara terlibat dalam industri ini. Inilah yang akan menjadi satu dorongan besar untuk energi," pungkasnya. [rmol]