GELORA.CO - Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said, mengaku prihatin dengan adanya larangan tehadap capres Prabowo Subianto yang akan melaksanakan salat Jumat di Masjid Kauman, Kota Semarang.
Hari ini, Takmir Masjid Agung Semarang KH Hanief Ismail membuat pernyataan rilis yang meminta agar Bawaslu melarang Prabowo salat Jumat di masjid Kauman, Semarang. Hanief menilai salat itu mempunyai tujuan politis.
"Saya prihatin dengan kejadian ini, mengingatkan pada masa kecil. Terakhir kali saya mendengar orang salat dilarang-larang waktu kecil tahun 60an. Ada kelompok yang melarang musalanya dipakai karena beda aliran. Ada kelompok yang menghalangi rombongan mau salat ied di lapangan," kata Sudirman, Kamis (13/2/2019).
Menurutnya, saat ini sudah era terbuka, antar umat saling toleran. Era demokrasi. Berbeda pilihan politik hendaknya tidak menjadikan menghalangi orang lain dalam beribadah.
"Beda pilihan ya biasa saja. Kok sampai ada pelarangan seorang calon Presiden masuk ke masjid," ujarnya.
Sebagai orang yang pernah berlaga pada pemilihan Gubernur Jateng 2018, Sudirman meyakini itu bukan sikap warga Semarang, bukan pula sikap ummat Islam Semarang. Lebih lagi bukan sikap kolektif takmir Masjid Kauman.
"Masjid Kauman punya sejarah panjang, pasti para pengurusnya memiliki kebijakan, keluasan pikiran, dan hati. Saya tidak percaya kalau mereka tega melarang-larang," tandasnya. [IN]