GELORA.CO - Ekonom senior Dr. Rizal Ramli mengingatkan pemerintah terkait rencana menurunkan harga tarif listrik dan premium dalam waktu dekat.
Menurut RR sapaan akrab Menko Prekonomian era Presdien Gus Dur ini, kalau penurunan harga premium dan tarif listrik benar untuk pencitraan jelang Pilpres 2019, langkah itu sangat tidak tepat.
Pasalnya, kebijakan tersebut akan menjadi bumerang karena setelah Pilpres harga premium dan tarif listrik akan kembali dinaikkan.
"Ada rencana lanjut Pres @jokowi utk turunkan harga tarif listrik dan premium. Klo hanya sekedar utk bahan kampanye, tanpa hitungan & kebijakan pendukung yg rasional,, itu hanya "Ongkos Pencitraaan" yg sangat mahal๐. Nanti akan backfired, akan dinaikkan kembali๐. Cerdasan kek๐," kata RR di akun Twitter, Selasa (19/2).
PT PLN berencana menurunkan tarif tenaga listrik (TTL) khususnya bagi pelanggan rumah tangga mampu 900 volt ampere (VA) mulai 1 Maret 2019. Penurunan tarif sebesar Rp 52 per kilowatt hour (kWh) yang semula Rp 1.352 per kWh turun menjadi Rp 1.300 per kWh.
Insentif tersebut diberikan karena efisiensi perusahaan PLN. Indikator lainnya, yaitu terjadinya penurunan harga minyak dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. [rmol]