GELORA.CO - Perubahan arah pemberitaan media mainstream yang mulai berani membongkar sisi lemah Joko Widodo selama menjadi Presiden RI, karena media melihat pontensi kekalahan Jokowi di Pilpres 2019.
Analisis itu disampaikan pengamat komunikasi dari UIN Syarif Hidayatullah Edy A. Effendi, menyikapi perubahan “keberpihakan” media mainstream.
“Percayalah. Saya ulangi lagi. Perubahan arah pemberitaan media mainstream yang berani membongkar sisi lemah Pak @jokowi selama jadi presiden, karena mereka melihat potensi kekalahan Pak Jokowi. Elit media bukan orang bodoh. Mereka melalukan analisis setiap hari,” tegas Edy Effendi di akun Twitter @eae18.
Edy pun memaparkan pola interaksi redaksi media massa dalam menyikapi realitas publik. “Bekal bekerja cukup lama di media, saya paham pola interaksi redaksi dalam menyikapi realitas publik. Tuduhan orang yang tak pernah bekerja di pers bahwa arah balik media ini demi segelontoran dana, tak benar juga. Gak serendah itu,” tulis @eae18.
Perubahan “sikap” media mainstream pasca Debat Pilpres Kedua itu menjadi perhatian banyak pihak. Founder Junior Doctor Network (JDN) Andi Khomeini Takdir Haruni menilai, media mainstream telah membeberkan data yang benar sebagai bentuk koreksi data-data yang keliru yang disampaikan capres petahana Joko Widodo di Debat Pilpres Kedua.
“Banyak media mainstream dan media online besar yang mengangkat data-data yang benar sebagai bentuk koreksi data-data yang keliru yang disampaikan petahana saat debat capres kemarin. #BangkitAkalSehat. Kini kita tahu bahwa konflik agraria itu nyata dan sertifikat-sertifikat itu bermasalah,” tulis Andi di akun @dr_koko28.
Aktivis sosial media Mustofa Nahrawardaya mengapresiasi perubahan sikap media mainstream tersebut. “Mulai normal media mainstream. Tak elok, jika terus "melindungi" orang-orang seperti Jokowi. NKRI butuh pemimpin yang cerdas, pandai, energik dan nasionalis,” beber Mustofa di akun @AkunTofa.
Pengamat politik Ardi Wirdamulia mengingatkan, setelah media mainstream menyiarkan berita bahwa Jokowi berbohong dalam debat Pilpres Kedua, seharusnya elektabilitas Jokowi akan berkurang drastis.
“Lha? Dengan media mainstream menyiarkan berita bahwa Jokowi berbohong dalam debat itu harusnya elektabilitas Jokowi yang akan berkurang drastis. Pendukung Prabowo tahu Prabowo kaya. Yang tadinya mendukung Jokowi sekarang tahu Jokowi pembohong. Jadi?” papar Ardi di akun @awemany menanggapi cuitan akun @dayatia. [ito]