GELORA.CO - Cawapres nomor urut 01 KH Maruf Amin kembali melontarkan pernyataan yang memunculkan penentangan dari banyak kalangan. Maruf menyatakan sejumah masjid dikuasai oleh sebagian umat Islam yang tidak berhaluan Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) seperti Nahdlatul Ulama.
“Masjid diambil orang, dibawa sama paham-paham yang tidak sama dengan kita (paham Aswaja NU)," ujar Kiai Maruf saat berkunjung ke Pondok Pesantren Al Hidayat Krasak Temuroso, Guntur (05/02).
Pemikir Islam Isnawan Aslam mempertanyakan penegasan Kiai Maruf tersebut. Isnawan menyatakan pernyataan Kiai Maruf soal masjid yang dikuasai non Aswaja, mengandung nuansa memecah belah umat Islam.
“Pernyatan Kyai MA ini mengandung nuansa memecah belah umat Islam. Berpotensi menimbulkan rasa saling curiga antar umat Islam. Menanamkan bibit permusuhan. #AkalSehatPilihPrabowoSandi,” tulis Isnawan di akun Twitter @kangnawan meretweet tulisan bertajuk “Maruf Prihatin Masjid Dikuasai Kelompok tak Berpaham Aswaja”.
Pernyatan Kyai MA ini mengandung nuansa memecah belah umat Islam. Berpotensi menimbulkan rasa saling curiga antar umat Islam. Menanamkan bibit permusuhan.#AkalSehatPilihPrabowoSandi https://t.co/RZrMV8Hyow— Isnawan Aslam (@kangnawan) February 7, 2019
Penulis kondang Zara Zettira pun meminta cawapres Joko Widodo untuk tidak membuat pernyataan-pernyataan yang menekankan “perbedaan”.
“Mohon Pak Kiyai agar jangan membuat pernyataan-pernyataan yang menekankan “perbedaan”. Katanya mau bersatu kok yang dibahas perbedaan melulu? Kemarin moderat vs radikal, sekarang ini?,” tulis Zara di akun Twitter @zarazettirazr.
Sebelumnya, pada rapat konsolidasi Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) wilayah Kendal, Jawa Tengah (04/02), Maruf Amin menegaskan, persaingan pemilihan Presiden 2019 bukan lagi sekadar pilih sosok, namun sudah dalam tahap perang ideologi. Yakni kelompok moderat dan radikal.
"Pilpres sekarang bukan sekadar memilih, Pilpres juga perang ideologi, kelompok moderat dan radikal. Karena isu yang dibangun yang begitu itu," kata Maruf Amin. [itoday]