GELORA.CO - Maraknya hoax yang berimbas pada gangguan persatuan negara, bisa disebut sebagai gerakan pengacau pemilu serentak 2019.
Hal itu disampaikan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dalam dialog kebangsaan seri VIII di Stasiun Gubeng Surabaya, Kamis (21/2).
"Ada symptoms (gejala) yang mengganggu ikatan kebangsaan kita itu, misalnya apa, misalnya fitnah-fitnah melalui hoax yang selalu diproduksi meskipun sulit diluruskan," kata Mahfud MD dikutip dari Kantor Berita RMOLJatim.
Mahfud menegaskan, fitnah yang diproduksi untuk mengadu domba pendukung kedua kubu Capres, sebenarnya dilakukan oleh pihak ketiga. Inilah yang harus disadari masyarakat.
"Kita ingatkan, kita memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan. Saya tidak menuduh, yang bikin hoax itu bisa dari mana saja, malah menurut saya yang bikin hoax itu orang ketiga untuk mengadu domba kedua kubu, tapi kemudian salah satu kubu termakan, kemudian ikut bertengkar," tambah Mahfud.
Mahfud juga membeberkan, bahwa hoax adalah Gerakan Pengacau Pemilu. Padahal, lanjutnya, pemilu adalah pesta demokrasi.
"Pesta artinya menyenangkan, makan bersama dan rukun kembali. Tapi yang terlihat sekarang, pesta demokrasi malah seperti saling serang," tutupnya.
Mahfud mengatakan, bahwa kegiatan ini terwujud atas keresahan para tokoh yang melihat bangsa akibat gejolak politik, khususnya menjelang pemilu 2019.
Mereka yang menggagas di antaranya Sri Sultan, Allisah Wahid, Mustofa Bisri dan beberapa tokoh lainnya. [rmol]