GELORA.CO - Ketua Dewan Pengarah TKN, Jusuf Kalla (JK) tak ingin Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok bergabung dengan TKN. JK khawatir gabungnya Ahok akan mengurangi suara untuk Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin khususnya segmen pemilih muslim.
Terkait hal ini, Sekretaris Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Bernard Abdul Jabbar menilai ungkapan JK bersifat normatif. Pasalnya, Ahok yang sudah bergabung dengan PDIP pasti akan memberi andil terhadap kemenangan Jokowi-Ma'ruf.
"Itu urusan JK dan tim. Memangnya kekuatan Ahok bagaimana? Masih ada kekuatan dia? Ya silakan-silakan aja. Dia kan sekarang sudah masuk PDIP, jadi otomatis harus bantu PDIP meskipun belum dimasukkan ke dalam timses," kata Bernard saat dihubungi, Rabu (13/2/2019).
Namun Bernard melihat jika Ahok bergabung ke dalam timses, tak akan terlalu berpengaruh pada jumlah dukungan kalangan muslim ke Jokowi. Sebab, dukungan yang diberikan kalangan muslim karena memandang sosok Jokowi-Ma'ruf.
"Bergabungnya Ahok atau tidak bergabungnya Ahok, kita tahu Ahok sudah dihukum, penista agama, baru bebas juga. Mungkin bagi pendukungnya ya tetap. Tapi kalau Islam secara umum mendukung Jokowi-Ma'ruf mungkin ada reaksi. Cuma nggak terlalu berpengaruh, mereka kan nggak memandang Ahok. Tapi paslonnya yang dipandang," kata Bernard.
Sebelumnya diberitakan, JK menyebut Ahok tak perlu bergabung dengan TKN Jokowi-Ma'ruf. Jika Ahok bergabung ke dalam TKN, lanjutnya, akan membuat orang mengaitkan Jokowi pada kasus Ahok.
"Kalau saya ditanya sebagai Ketua Dewan Pengarah, jangan (Ahok masuk TKN)," kata JK di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (12/2).
"Bahwa bisa berakibat lagi orang mengingat bahwa 'oh ini Pak Jokowi dukung orang yang penista agama', kan bahaya itu, bisa mengurangi suara. Apa saya bilang nanti, jadi lebihlah tenang-tenang, toh pemilu lagi 2 bulan, juga efeknya tidak akan banyak," sambung JK.[dtk]