GELORA.CO - Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) 2018 hanya mencapai 5,17 persen. Angka ini memang capaian tertinggi selama pemerintahan Presiden Joko Widodo menjabat. Namun masih jauh dari janji kampanye Jokowi 2014 lalu yakni 7 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pun nampak pasrah menghadapi hal tersebut. "Kita kan sebenarnya lebih puas kalau (tumbuhnya) 7 (persen), gimana sih. Jadi jangan nanya cukup puas (atau tidak)," ujar Darmin sembari tertawa di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/2).
Kendati begitu, lanjut Darmin, ekonomi Indonesia yang berhasil tumbuh di angka 5,17 persen cukup menggembirakan. Pasalnya, kondisi ekonomi global yang mengalami kontraksi menjadi tantangan yang cukup berat bagi perekonomian negara-negara di seluruh dunia.
"Semua itu kan ya memang konstalasi dunianya kayak seperti ini, tapi kita, bagaimana pun itu bisa mempertahankan pertumbuhannya itu konsisten, naik dikit, enggak banyak. Tapi naik," tuturnya.
"Artinya dalam situasi ekonomi dunia yang bergejolak, yang sangat tidak stabil, ekonomi kita itu mampu, bukan tidak bertahan. Dia mampu tumbuh pelan-pelan naik," lanjutnya.
Dengan keadaan ekonomi dunia yang seperti sekarang, kata Darmin, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang mencapai 5,17 persen menunjukkan adanya daya. Meski, diakuinya tidak seperti yang diharapkan yakni mencapai 7 persen.
Adapun, pertumbuhan ekonomi era Jokowi sejak menjabat adalah:
2015: 4,88 persen
2016: 5,03 persen
2017: 5,07 persen
2018: 5,17 persen.[JP]