GELORA.CO - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok resmi kenakan jaket merah identik dengan simbol Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Hal itu Ahok tunjukkan saat berkunjung ke kantor DPD PDIP Bali, Jumat (8/10) lalu.
Tak hanya itu, Ahok pun menunjukkan kartu tanda anggota PDI ke khalayak memastikan dirinya telah resmi jadi kader partai berlambang banteng moncong putih ini.
Dua hari pascabebas sebagai narapidana penista agama, Ahok mendaftarkan diri ke DPD PDIP DKI Jakarta sebagai kader partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri ini. Ahok aktif sebagai kader partai banteng moncong putih per 26 Januari 2019. Hal itu dibenarkan oleh staf Ahok, Ima Mahdiah.
Padahal jauh sebelum bebas Djarot Syaiful Hidayat yang juga kolega politik Ahok membocorkan bahwa kawan dekatnya tersebut bakal separtai dengan dirinya.
Kini, setelah bergabung dengan PDIP, Ahok dikaitkan dengan isu pergantian Maruf Amin. Pasalnya, dalam peta politik Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, PDIP mengusung petahana Joko Widodo dan Maruf Amin bakal melawan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Jika isu itu benar terjadi dipastikan Jokowi akan buntung. Sebab, kehadiran Ahok di PDIP sedikit banyak mempengaruhi elektoral Jokowi-Maruf menjelang Pilpres 2019.
"Kalau benar, ya Jokowi akan kalah. Walaupun Ahok sudah menjadi warga negara biasa dan berhak untuk berpolitik, namun Ahok itu masih punya label penista agama. Umat Islam tak akan mendukungnya," jelas pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (12/2).
Sementara itu, Wakil Sekjen Partai Demokrat, Renanda Bachtar mengatakan Jokowi bakal diuntungkan dengan kehadiran Ahok, sebab pendukung loyalis Ahok perlu diperhitungkan secara pasar politik khususnya elektoral.
"Soal 'pasar' Ahok saya rasa dia punya fans tersendiri. Khususnya pastinya dari kelompok keturunan tionghoa dan non muslim," jelas Renanda.
Hanya saja, Renanda meyakini kalaupun Jokowi dan koalisinya bisa mengganti Maruf dengan Ahok, hal ini tidak serta merta menguatkan Jokowi.
Karena, sambung Renanda, sudah bukan rahasia umum jika Jokowi memilih Maruf untuk menggaet suara kelompok pemilih muslim. Tentu, hal ini akan berbanding terbalik jika Ahok mendampingi Jokowi.
"Kita semua tahu alasan Jokowi gandeng Maruf Amin, yaitu ingin meraih kelompok yang agak minim dukungannya ke Jokowi, yaitu kelompok kanan alias Muslim," demikian Renanda. [rmol]