GELORA.CO - Pidato Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir adalah bagian dari modus terselubung pejabat negara mengkampanyekan calon presiden petahana Joko Widodo.
Demikian dikatakan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon di Media Center DPR, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/2).
"Itu modus dari sejumlah pejabat menggunakan forum-forum yang tidak seharusnya untuk kampanye terselubung," ujar Fadli.
Nasir saat menghadiri Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-24 di Lapangan Renon, Denpasar, Bali, mengajak mahasiswa untuk menggunakan hak pilih dengan baik dan tidak boleh golput. Tapi ajakannya itu ambigu.
"Karena itu, silakan anda memilih dengan nurani saudara. Oleh karena itu, dalam hal ini jangan sampai dicoblos dua. Dicoblos dua, batal itu namanya nanti ya. Dicoblos hanya satu saja. Satu saja, jangan coblos dua. Satu saja supaya benar," kata Nasir.
Atas sikap Nasir itu, Fadli menantang penyelenggara Pemilu untuk menerapkan hukum yang tegas sesuai ketentuan UU Pemilu.
Dia mencontohkan status tersangka yang disematkan pada Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif yang diduga melakukan pelanggaran Pemilu.
"Pak Slamet Maarif yang jelas-jelas bahkan tidak menyebut nama dan lain-lain, itu dikriminalisasi," tegasnya. [rmol]