GELORA.CO - Dukungan pengusaha Tomy Winata kepada pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma’ruf Amin bias berdampak negatif dan mengganggu elektabilitasnya. Pasalnya, nama pengusaha tersebut di mata public sentimennya negatif.
“Kalau negatif maka bisa merusak citra Jokowi. Menganggu elektabilitas Jokowi. Dianggap orang orang di lingkaran Jokowi nasionalismenya belum teruji, nggak terlalu menguntungkan bagi kepentingan bangsa,” kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Pangi Sarwi Chaniago di Jakarta, Kamis (14/2/2019).
Direktur Voxpol Center Research itu menilai tidak menguntungkan bagi elektabilitas Jokowi apabila orang-orang yang bergabung ke tim Jokowi sentimennya kurang bagus. Tapi, kalau yang bergabung dikenal punya integritas, punya kapasitas, dan punya nama baik maka bisa menjadi vote getter bagi elektabilitas Jokowi.
“Jadi jangan sampai tim yang masuk ke lingkaran Jokowi justru menggerus citra Jokowi. Ini tidak menguntungkan secara elektoral. Baiknya jadi tim bawah tanah saja, nggak perlu deklarasi dukung-dukung Jokowi,” paparnya.
Sebelumnya, drummer band Superman Is Dead atau SID, I Gede Ari Astina alias Jerinx SID, kembali melontarkan kritik kepada Jokowi di akun Twitter pribadinya, @JRX_SID. Dalam akunnya, Jerinx memposting foto Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi -Ma’ruf, yaitu Erick Thohir bersama pengusaha Tomy Winata alias TW.
Dalam foto yang dibagikan Jerinx di Twitter tersebut, Erick Thohir dan Tomy Winata serta beberapa orang lainnya dalam foto itu tampak berpose mengacungkan satu jari, yang identik dengan simbol dukungan untuk Jokowi-Ma’ruf. Menurut beberapa sumber, foto yang diunggah Jerinx itu berasal dari screenshot akun Instagram indonesiavoice.
Pangi menambahkan pada umumnya pengusaha tidak ada yang masuk tim dengan mengumumkan secara terbuka atau deklarasi bergabung ke tim sukses capres. Pernyataan dukungan biasanya dilakukan diam-diam. Menurut dia, pengusaha kelas kakap biasanya memberikan bantuan berupa logistik pemenangan, karena biaya pilpres sangat besar.
“Ini kan high cost. Jadi butuh logistik dan donatur dari pengusaha. perselingkuhan atau kawin silang antara pengusaha dengan penguasa sebuah keniscayaan,” pungkasnya. [HT]