GELORA.CO - Pernyataan calon presiden Prabowo Subianto soal kebocoran anggaran negara yang mencapai Rp 500 triliun bukan hal yang mengada-ada.
Menurut anggota Tim Ekonomi, Penelitian, dan Pengembangan BPN Prabowo-Sandi, Harryadin Mahardika angka yang disampaikan Prabowo sangat masuk akal.
“Potensi pendapatan yang bocor. Pak Prabowo selalu bilang bahwa turunnya tax ratio sebenarnya tanggung jawab pemerintah. Sebenarnya hilangnya tax ratio berdampak pada hilangnya pendapatan,” ucap Harryadin di Media Center BPN Prabowo-Sandi, Jakarta, Jumat (8/2).
Padahal dalam kampanye tahun 2014 lalu, Jokowi berjanji menaikkan tax ratio jika memimpin negeri ini. Namun kenyataannya, saat ini justru menurun.
“Artinya gini, Pak Jokowi ini emang tidak serius dalam meningkatkan atau mempertahankan tax ratio yang dijanjikan,” tegasnya.
Sambung dia, tax ratio peninggalan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah sebesar 13 persen. Namun di era Jokowi turun menjadi 9 persen.
“Artinya ada yang hilang 4 persen dalam 4 tahun ini. 4 persen ini kalau dihitung per tahunnya sekitar Rp 100 triliun. Kehilangan itu jadi cukup besar nggak bisa dianggap enteng,” jelasnya. [rmol]