GELORA.CO - Peristiwa beruntun yang disebut-sebut sebagai "pekan blunder nasional" kubu petahana Joko Widodo dinilai masih bergerak dan akan terus menerus menggerus elektabilitas Jokowi-Maruf.
Peristiwa pembatalan bebasnya napi teroris Abu Bakar Baasyir, imbauan Kemenpora yang mewajibkan nyanyi lagu Indonesia Raya sebelum nonton bioskop, pernyataan Menkominfo Rudiantara yang menyebut 'yang gajih kamu siapa', teranyar relawan di Jawa Timur menyematkan gelar "cak jancuk" kepada Jokowi.
"Blunder tersebut memang merugikan Jokowi. Itu terus enggerus elektabilitasnya akibat blunder itu," ujar pengamat politik dari IndoStrategi, Arif Nurul Imam kepada redaksi, Selasa (5/2).
Blunder yang dilakukan kubu paslon 01 Jokowi-Maruf itu tidak hanya dilakukan oleh pendukung, tapi bisa oleh kandidat Jokowi dan Maruf.
"Apakah karena dia yang melakukan (blunder) atau karena perbuatan anak buahnya," tutur Arif.
Dari sisi politik, lanjut Arif, rentetan peristiwa blunder itu dinilai sangat merugikan elektoral dan simpati masyarakat terhadap petahana.
"Kesalahan-kesalahan tersebut berdampak pada kepercayaan publik atas kepemimpinan Jokowi," demikian Arif Nurul Imam. [rmol]