GELORA.CO - Akun Permadi Arya atau populer dengan panggilan Abu Janda diblokir dan dihapus Facebook karena halaman ini dimasukkan dalam daftar Saracen. Dalam daftar blokir tersebut, akun Permadi Arya termasuk dari lima akun yang masuk dalam daftar Saracen.
Atas tindakan facebook itu, Permadi Arya melayangkan surat somasi Rp1 triliun kepada CEO dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg atas tuduhan dirinya termasuk produsen fitnah Saracen.
Hal itu dilakukan Abu Janda yang didampingi lebih dari 10 kuasa hukum dari FMP Law Firm saat mendatangi perwakilan kantor Facebook di kawasan Gatot Subroto.
"Alasan saya karena katanya menurut temuan mereka, Page Abu Janda followers-nya 500 ribu bagian dari Saracen dan nama saya disebut jelas," kata Arya di Capital Place, Jumat (8/2).
Pendukung Jokowi itu menyatakan somasi dilayangkan karena dirinya tak terima dituduh menjadi bagian Saracen. Somasi ditegaskan tak semata-mata karena akun Facebooknya ditutup.
"Ini menghancurkan hidup saya, nama saya, reputasi saya, buat saya kehilangan penghasilan saya dan banyak hal lainnya," lanjutnya.
"Ini menghancurkan hidup saya, nama saya, reputasi saya, buat saya kehilangan penghasilan saya dan banyak hal lainnya," lanjutnya.
Di sosial media, warganet menyambut penutupan akun Permadi Arya alias Abu Janda oleh Facebook dengan meramaikan tagar #PermadiAryaBosSaracen.
Bahkan tagar #PermadiAryaBosSaracen malam ini (08/02) menjadi Trending Topik nomor 1 di Twitter.
Berikut diantara kicauan warganet:
FB juga kan ga sembarang nuduh, mereka punya semua jejak digital akurat... Aplikasinya mereka yg punya.— t° Jabar Prabowo Sandi (@tijabar) 8 Februari 2019
Tuduhan serius krn dulu goreng SARACEN, ternyata #PermadiAryaBosSaracenhttps://t.co/LL48CmncSs
Ketua III Cyber Indonesia ternyata #PermadiAryaBosSaracen— Slank Korps (@slankorps) 8 Februari 2019
Nikmatilah janda, karma itu sedang memelukmu Jandahttps://t.co/sSJ2gsib2h
Oh ternyata bos saracennya abu janda #PermadiAryaBosSaracen, malah minta duit ke FB wkwkw https://t.co/4wyA3Ro7A9— Rafif Naufal Bafadhal (@RafifNaufalB) 8 Februari 2019
Polisi mengungkap adanya kelompok penebar ujaran kebencian dan hoaks beberapa waktu lalu, yakni kelompok Saracen. Saracen mengunggah konten ujaran kebencian dan berbau SARA berdasarkan pesanan.
Tujuan mereka menyebarkan konten tersebut semata alasan ekonomi. Media-media yang mereka miliki, baik akun Facebook maupun situs, akan mem-post berita atau konten yang tidak sesuai dengan kebenarannya, tergantung pesanan.
Para pelaku menyiapkan proposal untuk disebar kepada pihak pemesan. Setiap proposal ditawarkan dengan harga puluhan juta rupiah.
Presiden Jokowi menilai, kelompok Saracen yang menyebarkan hoaks di dunia maya sangat mengerikan dan harus segera diungkap sampai ke akar-akarnya oleh pihak kepolisian.
"Kalau sudah memecah belah menebarkan hal yang fitnah, mencela orang lain, berbahaya bagi NKRI," ucap Jokowi, 27 Agustus 2017. (*)
Presiden Jokowi menilai, kelompok Saracen yang menyebarkan hoaks di dunia maya sangat mengerikan dan harus segera diungkap sampai ke akar-akarnya oleh pihak kepolisian.
"Kalau sudah memecah belah menebarkan hal yang fitnah, mencela orang lain, berbahaya bagi NKRI," ucap Jokowi, 27 Agustus 2017. (*)