GELORA.CO - Basuki Tjahja Purnama alias Ahok resmi bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Masuknya mantan Gubernur DKI Jakarta itu ternyata cukup berisiko bagi partai besutan Megawati Soekarnoputri.
Menurut pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago, bergabungnya mantan narapidana penistan agama itu ke PDIP sebetulnya lebih banyak mudarat, tidak terlalu menguntungkan bagi pertumbuhan elektabilitas PDIP.
“Saya melihat justru PDIP sedang mempertaruhkan citra stempel partai pendukung penista agama,” ujar Pangi yang juga Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini, Sabtu (9/2/2019).
Menurutnya, ada dua kerugian besar bergabung Ahok ke PDIP. Pertama, PDIP agak kesulitan bahkan bisa gagal mengambil dan memperluas fokus basis segmen pemilih kanan atau pemilih populisme Islam.
Kedua, ceruk segmen pemilih Ahok dengan pemilih kantong basis nasionalis PDIP itu sama irisannya. Bergabungnya Ahok hanya ingin mempertegas PDIP sebagai partai nasionalis.
“Jadi, bergabungnya Ahok hanya akan memperkuat basis pemilih nasionalis, mempertegas PDIP sebagai partai nasionalis,” ujar Pangi.
PDIP punya potensi gagal mengambil ceruk segmen pemilih kanan mayoritas Islam, apalagi tingkat resistensi terhadap Ahok dari pemilih muslim dan alumni 212 dan seterusnya masih sangat tinggi.
“Luka itu masih cukup mengangah, membutuhkan waktu juga bagi umat Islam,” tutup Pangi.[psid]