GELORA.CO - Pengamat politik dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta, Sidratahta Mukhtar menyesalkan adanya pernyataan Menkopolhukam Wiranto yang menyatakan "Jangan Pilih Pemimpin Berengsek"
Sidratahta menilai, kata ‘brengsek’ yang disampaikan Wiranto jelas ditujukan untuk Prabowo. Apalagi sudah sangat jelas lawan Capres Jokowi hanya Prabowo. Sedangkan Wiranto jelas berada di kubu Jokowi.
Menurutnya, dalam tradisi purnawirawan jenderal memang kerapkali punya relasi yang konfliktual, karena mereka juga memilikk partai yang pilihannya beda-beda. Wiranto dirikan Hanura dan Prabowo menjadi tokoh sentral Gerindra hingga saat ini.
"Jadi saya pandang hal yang wajar terjadi proses saling serang antara pendukung pemerintah dan kubu oposisi di luar pemerintah," paparnya.
Sidratahta menilai, Wiranto menyampaikan kata brengsek karena memiliki latar sejarah rivalitas dengan Prabowo dipenghujung era Suharto dan disekitar awal transisi demokrasi melalui proses rapat "dewan jenderal" yang secara cepat memutuskan pemecatan atas Prabowo. Tapi ternyata dalam kasus Prabowilo bermasalah dalam line of command, bagaimana asesmen keamanan negara saat itu.
Koordinator Gerakan Rakyat Penyelamat Bangsa (GRPB) M. Yusuf, Rangkuti mengatakan, berbahasa tak sopan dan tak pantas dibiarkan dalam kehidupan demokratis saat ini. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan eyang sedang menjabat sebagai Menkopolhukam menyebut dengan kata-kata berengsek. Padahal kata-kata tersebut bersayap dan penuh makna.
"Secara garis dukungan Wiranto mendukung Jokowi. Jadi indikasinya bisa dituju kata-jata berengsek itu untuk Prabowo sebagai pesaing Jokowi," paparnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro demokrasi (Prodem), Syafti Hidayat mengatakan, Wiranto yang menyatakan "Jangan Pilih Pemimpin Berengsek" mungkin disebabkan karena sedang lelah atau kurang istirahat. Tapi bisa juga Wiranto menyatakan demikian karena mungkin banyak tekanan. Sehingga mengucapkan diluar nalar sebagai pejabat tinggi negara.
Syafti menyatakan, sebagai pejabat negara harusnya menjadi teladan bagi semua lapisan masyarakat. Oleh karena itu baik ucapan dan tindakannya harus baik - baik saja. Karena baik dan buruknya seseorang pimpinan akan berdampak langsung terhadap rakyat.
"Pemimpin itu harus jadi teladan. Ucapannya harus yang baik baik saja," ujarnya kepada Harian Terbit, Selasa (22/1/2019).
Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Wiranto mengimbau masyarakat tidak memilih pemimpin berengsek saat pencoblosan Pileg dan Pilpres 2019 pada 17 April mendatang.Imbauan itu disampaikan Wiranto saat menghadiri Apel Siaga Pengawasan Pemilu 2019 di Dining Hall Wisma Atlet Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Sumatera Selatan, Senin (21/1/2019).
Meski tidak merujuk kepada salah satu paslon, Wiranto menegaskan negara Indonesia saat ini sudah berada di jalur yang benar dalam pembangunan dan peningkatan kualitas hidup serta perekonomian masyarakat
"Negara kita sudah on the right track, Wiranto ini saksinya. Sudah lima kepemimpinan saya terlibat langsung di dalamnya. Dari zaman Pak Suharto sampai ke Pak Jokowi," jelasnya.
Sumber: harianterbit