GELORA.CO - Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) menunjukkan dari hasil survei mereka dari 12,30 persen pemilih mengambang (swing voters) cenderung akan memilih pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. "Yang mengatakan memilih pasangan 01 sekitar 10,12 persen atau sebesar 1,2 persen," ujar Direktur Puskaptis Husin Yazid dalam pemaparannya di Hotel Ibis, Jakarta, Senin 29 Januari 2019.
Kepada responden yang menyatakan belum memilih, Puskaptis mengajukan pertanyaan tertutup. Menurut mereka dari kedua pasangan yang paling pantas menjadi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia. Hasilnya sebanyak 10,12 persen menjawab Jokowi - Ma'ruf Amin, 16,34 persen menjawab Prabowo - Sandiaga, dan 73,54 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Selama periode 8-14 Januari 2019 Puskaptis mencatat tingkat elektabilitas pasangan Jokowi - Ma’ruf 45,90 persen, sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga 41,80 persen, hanya selisih 4,1 persen. Ditambah dengan pemilih mengambang, kata Husin, Prabowo - Sandiaga dapat memperkecil jarak elektabilitas mereka sampai 3,3 persen.
Persaingan cukup sengit, kata Husin, hingga Januari ini belum dapat diprediksi siapa yang akan memenangi kontestasi Pilpres pada 17 April nanti. Kedua kubu masih harus bekerja keras untuk merebut sisa pemilih mengambang sebanyak 9,06 persen yang masih belum menentukan pilihannya. “Untuk membuka peluang dalamm meraih simpati publik, menjadi pemenang di Pilpres 17 April 2019."
Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily mempertanyakan rekam jejak Puskaptis. Lembaga ini disebut mengeluarkan hasil berbeda saat pilpres 2014. Saat itu Puskaptis menyatakan Prabowo - Hatta unggul dalam hitung cepat, berbeda dengan mayoritas lembaga lain yang menyatakan kemenangan bagi Jokowi - JK.
Ace menganggap survei ini hanya dibuat untuk menyesuaikan survei internal Prabowo - Sandiaga yang menyatakan hasil serupa untuk menggiring opini publik. "Ini bagian dari penggiringan opini menyesuaikan dengan survei internal Paslon 02." Politikus Partai Golkar ini menyampaikannya melalui keterangan tertulis. [tco]