Pengusaha Dodol Garut: Seharusnya Mendag Dukung Kearifan Lokal bukan Menjelekkan

Pengusaha Dodol Garut: Seharusnya Mendag Dukung Kearifan Lokal bukan Menjelekkan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pengusaha Dodol Picnic Garut, Jawa Barat H. Ato Hermanto memberikan klarifikasi dan menyesalkan pernyataan menteri yang dilansir sebush surat kabar yang menyatakan bahwa produo dodol Garut tidak akan tahan lama jika menggunakan bahan baku lokal.

“Ini yang tidak benar. Saya rasa pak menteri perdagangan perlu mendapatkan penjelasan langsung dari kami pelaku usaha dodol Garut khususnya dodol picnik. Jadi tidak benar jika Dodol Garut cepat “bulukan” atau tak tahan lama jika menggunakan Gula lokal.”kata H. Ato Hermanto kepada wartawan, Kamis (17/1/2019).

Ato menyebut pihaknya sudah hampir 60 tahun mengolah dodol Garut secara turun temurun tidak pernah menggunakan bahan baku import karena hasilnya justru yang kurang bagus.

“sekali lagi keliru Mentri Perdagangan, menyatakan seperti itu, karena Dodol Picnic, sejak dulu selalu menggunakan Gula lokal, beras ketan lokal karena sudah diakui kualitasnya,” ungkapnya.

Ato menegaskan dirinya tidak pernah meragukan kualitas produk lokal. “Kami tetap mencintai produk lokal, karena kualitas gula lokal jauh lebih baik ketimbang impor,” ucapnya.

Ato, menambahkan munculnya pernyataan menteri perdagangan tersebut dirasakan pengusaha lokal sebagai sebuah pelemahan.

“Seharusnya pemerintah mendukung Kearifan Lokal bukan menjelekkan. Puluhan tahun kami gunakan bahan baku lokal termasuk gula, belum pernah terjadi bulukan atau busuk,” tegasnya.

Ato, memastikab Dodol Garut Picnic akan tetap bangga dengan produk lokal karena terlahir dari kearifan lokal kabupaten Garut.

“Kami akan tetap menggunakan produk sebagai upaya kami mempertahankan dan menjunjung tinggi kearifan lokal,” tegasnya.

Arifin tim marketing PT. Herlina Cipta Pratama pemilik brand dodol picnik menambahkan pihaknya sejauh ini tetap melakukan komunikasi dengan konsumen atau pasar yang hasilnya mengakui dan menyatakan bahwa produknya yang berbahan baku lokal mendapatkan apresiasi yang bagus.

“Tidak pernah ada komplain dari konsumen atau penolakan pasar bagi produk kami selama ini yang berbahan baku lokal,” paparnya.

Arifin malah menyebut suatu waktu pernah mencoba malakukan produksi dengan gula import karena tidak ada gula lokal justru hasilnya cepat rusak.

“pernah karena terpaksa kita produksi pakai gula import dan hasilnya hanya bertahan tiga bulan, padahal dengan gula lokal produk kita bisa bertahan hingga lima sampai enam bulan,” tukasnya. [GID]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita