GELORA.CO - Sangat disayangkan seorang ulama besar memilih diksi yang kasar. Pemilihan diksi tersebut sangat buruk untuk pendidikan politik.
Begitu dikatakan Sekjen Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (Prodem), Satyo Purwanto menanggapi pernyataan Cawapres nomor urut 01, KH. Ma'ruf Amin yang menyebutkan penyebar hoax sama dengan dajal yang ingin merusak.
"Dan yang menjadi krusial, itu yang menyampaikan seorang kiai besar seperti Ma'ruf Amin," kata Satyo kepada redaksi, Sabtu (12/1).
Menurutnya, pernyataan Ma'ruf tersebut justru tidak menunjukkan kapasitas sebagai seorang ulama yang seharusnya memberikan teladan serta kesejukan.
"Ini terlalu berlebihan pilihan kalimatnya. Bisa memicu agregasi kebencian. Justru bisa memancing tensi lebih tinggi dari pernyataan itu," pungkas Satyo.
Di Masjid Muhammad Yusuf, Depok, Jawa Barat, Sabtu (12/1), Ma'ruf Amin menyatakan Indonesia sedang diterpa oleh tsunami hoax terutama saat kampanye Pilpres 2019.
Ketua Umum nonaktif MUI itu menuding ada dajal pembuat tsunami hoax.
Di tengah tsunami hoax itu, Ma'ruf berharap agar dihindarkan dari dajal yang ingin merusak Indonesia.
"Dajal itu pembohong, ada dajal yang akan merusak itu, dajal juga maknanya pembohong, jadi kita meminta kepada Allah berlindung dari pembohong yang mengeluarkan hoax-hoax itu," kata dia. [rmol]