GELORA.CO - Pernyataan Cawapres nomor urut 01 KH. Ma'ruf Amin yang kerap kontroversial, seperti tudingan tentang adanya dajal yang menciptakan tsunami hoaks bakal menggerus elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Analis politik, Pangi Syarwi Chaniago mengakui bahwa Pilpres memang menciptakan perang urat saraf diantara para kontestan. Namun semestinya, sebagai ulama besar, Ma'ruf tidak perlu ikut-ikutan dalam polemik itu.
"Apakah pantas seorang kiai ngomong gitu. Jadi beliau semestinya sebagai panutan saja, punya karisma, punya wibawa, orang yang lebih bijaksana, dihargai orang. Setiap dia ngomong tentu positif, itu yang ditunggu masyarakat," kata Ipang sapaan akrabnya, Sabtu (12/1).
Dikatakan pengajar ilmu politik ini, ketua umum nonaktif Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu harusnya bisa mengerem tutur kata yang kira-kira bisa menciptakan polemik. Apalagi, pernyataan-pernyataan itu tidak didasari oleh riset dan data yang mumpuni.
Sebab jika tidak, lanjut Ipang, hal itu justru akan membuat tingkat elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf turun drastis.
"Itu bisa blunder, bisa bunuh diri, bisa merusak elektabilitas beliau apalagi ngomongnya kadang-kadang ngawur, tidak terukur, tidak ada indikator variabel yang jelas. Boro-boro mau menaikkan elektabilitas Pak Jokowi, justru menggerus," pungkasnya.
Di Masjid Muhammad Yusuf, Depok, Jawa Barat, Sabtu (12/1), Ma'ruf Amin menyebutkan penyebar hoax seperti dajal yang ingin selalu merusak. Dia berharap agar Indonesia dihindarkan dari dajal yang ingin merusak.
Sebelumnya, Ma'ruf Amin juga pernah blunder dengan menyebutkan mobil Esemka bakal diluncurkan pada Oktober 2018. Tapi hingga kini, wujud mobil Esemka tersbut belum terlihat. [rmol]