GELORA.CO - Ketua Komisi Pemilihan Umum ( KPU) Arief Budiman mengatakan, salah satu alasan KPU memberikan kisi-kisi pertanyaan debat ke kandidat sebelum debat digelar adalah supaya tidak ada paslon yang dipermalukan.
Jika pertanyaan diberikan secara spontan saat debat berlangsung, ada kemungkinan paslon 'diserang' dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak relevan.
"Kami tidak ingin ada paslon yang istilahnya dipermalukan atau diserang karena persoalan-persoalan atau pertanyaan-pertanyaan yang sangat-sangat teknis, tidak substantif," kata Arief di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019) seperti dikutip Kompas.
Arief mengatakan, sebagai penyelenggara pemilu, KPU ingin seluruh pihak menjaga martabat pasangan capres-cawapres.
Pengalaman debat pemilu, seringkali kandidat diberikan pertanyaan yang sangat teknis dan tidak penting. Tujuannya hanya untuk menjatuhkan paslon.
Padahal, tujuan utama debat adalah untuk mengampanyekan visi-misi dan program capres-cawapres.
"Tujuan utama kampanye adalah menyampaikan visi-misi program kepada masyarakat sehingga masyarakat tahu paham dan menggunakan referensi itu sebagai cara dia untuk menentukan pilihannya," ujar Arief.
Jika visi-misi dan program paslon tak tersampaikan dengan baik, maka tujuan utama kampanye bisa dibilang tidak tercapai.
Menanggapi hal itu, Pengamat politik sekaligus pakar filsafat Rocky Gerung, melontarkan pertanyaan menohok.
"Karena ada paslon yang memalukan?" tanya Rocky melalui akun twitternya.
— Rocky Gerung (@rockygerung) 8 Januari 2019
— ππAniez #02 ππ (@bundagiefal15) 8 Januari 2019
Permainan katanya bisa aja, pasti bacaannya komik doraemon dan sincan atau komik naruto ?— ISNI (@isninuranii) 8 Januari 2019
Secara tidak langsung mengatakan ada paslon yg malu2in— syahrul (@SyahrulArmans) 8 Januari 2019
Kami tidak ingin punya presiden yang malu-maluin.— Retty Kharisma Sari (@rettykharisma) 8 Januari 2019
[BI]Kok baru sadar sekarang kalo dia memang memalukan tuk negeri ini..— MeiMei (@Mei_Mei_78) 8 Januari 2019
Kemaren² kemane aje? Helllooowww