GELORA.CO - Keributan dengan Pemuda Masjid Jogokaryan terjadi usai kegiatan deklarasi dukungan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 di Stadion Mandala Krida, Kota Yogyakarta, kemarin petang (Minggu, 27/1).
Politisi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari menjelaskan keributan yang terjadi itu antarrelawan dan tidak ada kaitan dengan partainya.
"Deklarasi bukan acara resmi PDIP, tapi laskar-laskar aliansi relawan DIY bentrok dengan relawan sebelah," ujar Eva kepada Kantor Berita Politik RMOL, sesaat lalu (Senin, 28/1).
Namun, tambah Eva, jika ada kader banteng moncong putih yang terlibat bentrokan dengan pemuda masjid di daerah tersebut, semata atas inisiatif pribadi.
"Asosiasi, karena PDIP pengusung 01 maka seolah PDIP dan memang mungkin beberapa anggota PDIP ikut, atas nama individu," tuturnya.
"Nggak (kaitannya PDIP), itu pribadi," kata Eva, menekankan.
Informasi yang dihimpun, keributan bermula ketika massa diduga PDIP melintas depan Masjid Jogokaryan dan merusak bendera, spanduk Hizbulloh serta memainkan gas sepeda motor hingga memekakkan telinga. Padahal di dalam masjid sedang berlangsung pengajian.
Kemudian pemuda masjid Jogokaryan keluar dan menghadang massa hingga terjadilah cekcok mulut.
Babinsa Koramil 09/MJ, Serka Suyatbahkan pun turun melerai massa yang akan bentrok.
Barulah sekitar pukul 17.15 WIB, kedua belah pihak yang dimediasi Bawaslu, Polsek Mantrijeron dan Koramil 09/MJ dipertemukan di Pendopo Kecamatan Mantrijeron.
Hadir pula Camat Mantrijeron, Kapolsek Mantrijeron, Danramil 09/MJ, Bawaslu, Ketua Takmir Masjid Jogokaryan ustadz M. Fanni Rahman; Ketua DPC PDIP Mantrijeron, Junianto serta Ketua FJI DIY, ustaz Durrohman. [rmol]