GELORA.CO - Tahun 2018 merupakan tahun dimana Indonesia banyak sekali dilanda bencana alam, akibat bencana tersebut banyak sekali manusia yang menjadi korban.
Bahkan di tahun 2019 yang baru saja dimulai ini sudah terdapat beberapa gempa besar terjadi di Indonesia salah satunya yakni Kepulauan Talaud diguncang gempa berkekuatan 5.0 magnitudo.
Bukan hanya itu saja, mulai Tapanuli Utara, Halmahera Barat, Tasikmalaya dan bahkan Sukabumi turut diguncang gempa di tahun 2019 ini.
Banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia belakangan ini memang membuat semua masyarakat merasa was-was dan waspada.
Berbicara tentang bencana alam yang belakangan ini sering terjadi di Indonesia akhirnya muncul sebuah kajian ilmiah.
Kajian ilmiah itu menulis tentang aktifnya jalur patahan Pulau Jawa yang ternyata menjadi penyebab gempa bumi.
Aktifnya jalur patahan di Pulau Jawa, termasuk di dua daerah padat penduduk, yaitu selatan Jakarta dan utara Bandung. Tidak main-main kajian itu memang harus mendapat perhatian serius untuk mitigasi bencana ke depan.
Kajian ilmiah yang telah dipublikasikan pada Januari 2019 ada dua yaitu oleh Endra Gunawan dan Sri Widiyantoro di Journal of Geodynamics dan Mudrik R. Daryono bersama Danny H. Natadwidjaja, Benjamin Sapiie, dan Phil Cummins di jurnal Tectonophysics.
Dari kajian yang ditemukan tersebut, telah terjadi regangan yang besar di Pulau Jawa yakni lebih dari 1 mikrostrain per tahun hingga mencapai 5 mikrostrain per tahun di kawasan yang mengalami deformasi setelah gempa tahun 2006.
Kajian tersebut juga mengungkapkan adanya laju tekanan dilatasi zona patahan yang besar (< -3 mikrostrain per tahun).
Zona patahan besar tersebut terjadi antara sepanjang patahan Cimandiri dan Cipamingkis di Jawa Barat, patahan di selatan Jakarta,
patahan Kendeng yang memanjang dari Semarang ke Jawa Timur hingga masuk ke Selat Madura.[psid]