GELORA.CO - Mantan Kepala Staf Umum TNI AD Letjen (Purn) Suryo Prabowo, turut angkat bicara mengenai melonjaknya harga tiket pesawat yang kini dikeluhkan banyak masyarakat.
Dilansir oleh TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter pribadinya @marierteman yang diunggah pada Sabtu (12/1/2019).
Suryo Prabowo tampak menanggapi pemberitaan mengenai warga Aceh yang berbondong-bondong bikin paspor hanya untuk pergi ke Jakarta.
Menurut Suryo Prabowo, pasti ada yang salah dengan fenomena ini.
Ia pun menyebut sangat ironis, karena harga tiket Aceh-Jakarta jauh lebih mahal daripada harga tiket Aceh-Jakarta via Kuala Lumpur, Malaysia.
"Pasti ada yg SALAH
mosok penerbangan domestik, koq lebih MAHAL daripada menggunakan penerbangan internasional
Harga tiket domestik Banda Aceh–Jkt Rp 3 juta sementara harga tiket Banda Aceh-Jkt via Kuala Lumpur Rp 1 juta.
Ironis banget
@kemenhub151," ujar Suryo Prabowo.
Postingan Suryo Prabowo (capture/Twitter/@marierteman) |
Warga Aceh Ramai-ramai Bikin Paspor
Dikutip dari Serambinews, warga Aceh ramai membuat paspor buat ke Jakarta.
Hal itu dilakukan lantaran harga tiket pesawat dari Aceh ke Jakarta sangat mahal, apabila memakai penerbangan domestik.
Oleh karena itu, mereka memilih menggunakan penerbangan internasional via Kuala Lumpur, Malaysia.
Safaruddin SH, Direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) yang ikut mengantre bikin paspor menjelaskan, jika menggunakan perjalanan domestik, maka membutuhkan biaya Rp 4 juta lebih per orang untuk ke Malang dari Banda Aceh.
Sehingga untuk enam orang dalam keluarga Saraddin akan membutuhakn dana sebesar Rp24 juta.
Sementara harga tiket jalur Banda Aceh - Kuala Lumpur - Surabaya dengan masakapai Air Asia harga tiketnya hanya Rp950.000 per orang.
Maka untuk perjalanan 6 orang, Safaruddin hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp5.700.00.
Harga tiket tersebut, kata Safaruddin, sudah dia booking untuk penerbangan bulan Februari 2019.
“Saya bisa menghemat hampir 20 juta Rupiah. Dipotong untuk biaya pembuatan empat paspor sebesar Rp 1.420.000 (Rp 355 ribu per paspor).
Antrean warga yang membuat paspor di Kantor Imigrasi Banda Aceh, Jumat (11/1/2019) siang. Hal itu dilakukan menyusul naiknya harga tiket pesawat. (Foto Kiriman Sekretaris YARA, Fakhrurrazi) |
"Lalu potong lagi untuk ongkos bus dari Surabaya ke Malang sekitar 500 ribu, saya masih bisa menghemat sebesar 18 juta Rupiah,” kata Safaruddin dikutip dari Serambinews.com.
Sedangkan, meskipun tidak menggunakan perjalanan Garuda Indonesia, harga tiket Banda Aceh ke Malang juga berkisar Rp 3 juta per orang.
Sehingga menurutnya pilihan yang tepat untuk menggunakan penerbangan via Kuala Lumpur untuk pergi ke beberapa wilayah di Indonesia dari Banda Aceh.
“Lebih bagus lagi kalau meginap selama satu malam di Kuala Lumpur, bisa jalan-jalan dan belanja di sana."
“Bukannya memberikan layanan khusus kepada rakyat Aceh yang telah menyumbang nenek moyangnya dahulu, Garuda Indonesiamalah mencekik masyarakat Aceh. Padahal banyak obligasi milik rakyat Aceh yang belum mereka bayar dengan berbagai alasan,” sambungnya.
Tanggapan Kemenhub
Diberitakan Tribunnews.com, Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengadakan pertemuan dengan Indonesia National Air Carriers Association (INACA) atau asosiasi maskapai penerbangan untuk mengonfirmasi tarif tiket pesawat.
“Telah dilakukan pertemuan antara Direktur Jenderal Perhubungan Udara yang diwakili oleh Direktur Angkutan Udara Maria Kristi Endah Murni dengan INACA," ungkap Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Hengki Angkasawan di Jakarta, Jumat (11/1/2019).
Dari hasil pertemuan ini, dikatakan oleh Hengki bahwa tiket pesawat yang ditetapkan di Indonesia sudah tepat dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Melalui pertemuan ini, Kemenhub menegaskan bahwa tarif maskapai yang berlaku masih sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2016 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan Penetapan Tarif Batas Atas dan Tarif Batas Bawah Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri,” jelas Hengki.
Muncul Petisi
Dilansir laman change.org, petisi muncul untuk meminta tiket penerbangan domestik diturunkan.
Petisi tersebut ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga Kemnterian Perhubungan (Kemenhub).
Hingga Sabtu (12/1/2019) Pukul 08.49 WIB petisi ini sudah ditandatangani oleh 117.317 lebih orang.
Berikut isi dari petisi tersebut :
"Semenjak kejadian jatuhnya Lion Air JT 610 yang membuat seluruh warga negara Indonesia berduka, harga tiket penerbangan domestik mengalami kenaikan sampai batas atas..
Penerbangan domestik yang biasanya pulang pergi bisa dibawah 1juta rupiah, kini rata2 diatas 1 juta bahkan bisa 2-4 juta pp perorang.. Harga tersebut terpantau stabil tinggi dari Januari hingga beberapa bulan kedepan...
Di negara kepulauan seperti Indonesia, tentu maskapai penerbangan berperan penting dalam perkembangan dan kemajuan negara.. Tetapi dengan kenaikan harga tiket pesawat tentunya hal ini sangat mencekik masyarakat Indonesia yang akan bepergian menggunakan pesawat..
Apalagi kebanyakan masyarakat Indonesia adalah perantau yang mencari kerja diluar kampung halaman, dengan harga tiket yang melambung tinggi akan sangat memberatkan..
Ditambah dengan gerakan promosi "Wonderful Indonesia" yang saat ini digalakkan Pemerintah Indonesia dalam menarik wisatawan baik domestik maupun manca negara. Naiknya tiket domestik sampai hampir ke batas atas tentu menjadi hambatan tersendiri bagi wisatawan untuk menjelajah Indonesia.. sebuah Ironi tersendiri..
Kenaikan tiket domestik yang tidak wajar ini bertolak belakang dengan maraknya promo tiket ke luar negri dari maskapai-maskapai luar, sehinggga masyarakat Indonesia lebih memilih berlibur ke Luar Negeri daripada ke dalam negeri..
Maka daripada itu mari kita ajukan petisi agar maskapai lebih memikirkan kemajuan pariwisata Indonesia dan kemampuan masyarakat Indonesia dalam membeli tiket pesawat. Turunkan harga tiket pesawat domestik agar bisa bersaing dengan tiket pesawat ke luar negeri..."