GELORA.CO - Sejumlah mantan menteri era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan dukungan terhadap Joko Widodo di Pilpres 2019. Namun, dukungan mantan menteri ini dinilai bukan hal baru, sudah basi. Bahkan, mereka diduga mencatut-catut nama SBY dan mereka juga bukan pendukung SBY.
“Kalau mau memberi dukungan silakan karena itu hak politik masing-masing. Namun jangan mencatut-catut nama Pak SBY. Kalau mau mendukung lakukan secara pribadi, setidaknya menyebut mantan menteri, jangan pakai embel-embel nama Pak SBY,” kata politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean kepada Harian Terbit, Selasa (29/1/2019).
Menurut Ferdinand, dukungan mantan menteri itu semu karena selama ini mereka sudah diketahui publikada di barisan Jokowi. Kalau Kl ada yang mencoba seolah olah ini dukungan yang baru sama sekali tidak.
“Ini dukungan yg lama, sudah basi, hanya dikemas-kemas ulang. Bagi kami dukungan ini tidak berguna bagi Jokowi karena publik mereka sudah sejak lama di barisan Jokowi. Mereka cuma menambahkan nama mantan menteri SBY aja,” paparnya.
Ferdinand mengemukakan, dukungan mantan menteri itu tidak berpengaruh dan Demokrat tidak terganggu. Biarkan mereka mendukung, toh mereka bukan pendukung SBY.
“Kami tidak terganggu, tidak terusik, tapi saran kami sebaiknya dukung saja secara pribadi tidak usah sebut-sebut mantan menteri SBY. Kalau mau menyebut, sebut saja mantan menteri, tidak usah membawa nama-nama Pak SBY karena Pak SBY saat ini sedang fokus memenangkan Pak Prabowo di pilpres,” ujar Ferdinand.
Seperti diwartakan, Menteri Perdagangan era Pemerintahan SBY, Muhammad Luthfi menyatakan dukungan terhadap Jokowi di Pilpres 2019.
"Pak Jokowi pemimpin yang baik dan kinerja pemerintah di bawah kepemimpinannya sudah terbukti berhasil," katanya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (29/1/2019).
Tak hanya Luthfi, mantan Menteri Perhubungan Freddy Numberi, mantan menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dr. Ir. H. Erman Suparno, juga mendukung Jokowi. [HT]