GELORA.CO - Sudah belasan malam para sopir dan kernet mobil tanki Pertamina menginap di seberang Istana Negara. Meski begitu, mereka yakin bisa mendapatkan hak-haknya.
"Kita yakin masih ada kekuatan dari Allah SWT, ini yang menguatkan kita," ucap Humaidi saat ditemui di tenda tempat mereka menginap di depan Istana Negara, Jakarta, Minggu (27/1).
Humaidi dulu bekerja untuk PT Pertamina Patra Niaga. Dia mendistribusikan BBM dari Depot Merak. Humaidi adalah satu dari ratusan sopir dan kernet mobil tanki yang dipecat secara sepihak yang melakukan unjuk rasa. Total ada 1095 sopir dan kernet yang dipecat oleh Patra Niaga dan Elnusa Petrofin, dua anak perusahaan Pertamina.
Para sopir dan kernet yang tergabung dalam Serikat Awak Mobil Tanki mengajak serta istri dan anak-anaknya dalam unjuk rasa di depan tersebut. Mereka menuntut dipekerjakan kembali sebagai buruh tetap, menerima upah lembur selama yang belum dibayarkan, pembayaran upah proses selama 19 bulan PHK dan pensiun bagi AMT yang sudah masuk usia pensiun, serta menerima kompensasi bagi keluarga AMT yang suaminya telah meninggal selama PHK.
Mengutip salah satu firman Allah bahwa siasat manusia tidak ada artinya dibandingkan dengan siasat Allah, Humaidi yakin semua kebobrokan pimpinan Patra Niaga dan Elnusa akan terungkap.
"Sesungguhnya mereka itu bukan menzalimi kita tapi menzalimi dirinya sendiri. Bahasa kasarnya kita ini mau mengingatkan 'eh awas ada azab Allah itu maha pedih'," ungkapnya.
Perjuangan yang hampir dua tahun ini hingga sekarang belum menemui titik terang sama sekali. Pihaknya selalu dilempar-lempar dan banyak menerima janji palsu baik dari pemerintah maupun pimpinan perusahaan.
"Tujuan kami sebenarnya itu untuk mengingatkan bukan karena ini goal dapat hasil, bukan! Tapi mengingatkan azab Allah lebih dahsyat ke mereka," tandas Humaidi. [rmol]