GELORA.CO - Buku tulisan politikus PDIP Budiman Sudjatmiko yang berjudul 'Anak-anak Revolusi' turut disita aparat gabungan TNI dan Kejaksaan Padang. Aparat menganggap buku itu mengandung unsur 'PKI'.
"Buku saya menceritakan perjuangan melawan Orde Baru, tentang perjuangan saya dengan teman-teman saya, dengan generasi teman-teman saya dalam menumbangkan, perjuangan melawan Orde Baru. Kalau perjuangan melawan Orde Baru dianggap PKI, ini berarti ada unsur Orde Baru yang menyalahgunakan aparatur ini untuk mendelegitimasi perjuangan melawan Orde Baru, untuk mendukung Orde Baru mau bangkit," kata Budiman saat berbincang dengan detikcom, Kamis (10/1/2019).
Menurut Budiman, tugas TNI bukanlah menyita buku melainkan menjaga pertahanan negara. Selain itu menurut dia, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga menyatakan tak ada indikasi kebangkitan PKI. Budiman sendiri belum mendapat konfirmasi soal bukunya disita.
"Kalau alasannya menyita buku itu adalah kebangkitan PKI, Panglima TNI Pak Hadi Tjahjanto menyatakan tak ada indikasi kebangkitan PKI," ujar Budiman.
Buku 'Anak-anak Revolusi' ditulis oleh Budiman layaknya sebuah novel. Buku itu sebenarnya menceritakan pula tentang dirinya semasa kecil hingga berjuang melawan rezim Orde Baru.
Pada buku itu juga ditulis mengenai peristiwa 27 Juli 1996 ketika pendukung Megawati Soekarnoputri ditangkap pada masa pemerintahan Orde Baru. Budiman dan kawan-kawannya juga ikut ditangkap kala itu.
"TNI adalah alatnya bangsa Indonesia, alatnya negara Indonesia, bukan alat kekuatan politik tertentu yang kemudian menganggap bahwa perjuangan anti Orde Baru yang saya tulis itu dianggap sebagai PKI. Itu kan cara-cara Orba dalam menindas dan melindas perlawanan terhadapnya," ungkap Budiman. [dtk]