GELORA.CO - Pernah dengar nama Jeane Dixon? Bintang film Hollywood ini rupanya “dukun” kepresidenan Amerika. Mulai dari Franklin D Roosevelt hingga Ronald Reagen kerap meminta nasehatnya. Jeane naik daun ketika meramal kematian John F. Kennedy.
Perang Dunia Kedua sedang sengit-sengitnya ketika Jeane Dixon’s dipanggil Presiden Amerika Franklin Delano Roosevelt (FDR) ke Gedung Putih untuk meramal.
Banyak yang ditanya. Satu di antaranya, apakah Amerika Serikat akan bekerja sama dengan Jerman melawan Uni Soviet.
Tak ada catatan resmi berapa kali perempuan itu berkunjung ke Gedung Putih.
“Para staf tidak ingat seberapa sering mereka bertemu Jeane,” tulis Merry Magdalena dalam Jeane Dixon—Peramal Para Presiden Amerika, termuat dalam buku 10 Peramal Wanita Paling Kontroversial di Dunia.
Berdasarkan kesaksian Elliot Roosevelt, anak lelaki FDR, ayahnya memang sangat tertarik dengan Extrasensory Perception (ESP). Dan senang mendiskusikannya dengan Jeane.
Jeane sebetulnya seorang aktris. Lahir dengan nama Lydia Emma Pinckert di Medford, Wisconsin, 5 Januari 1904. Ia berperan sebagai Maria Magdalena di film The Life of Christ, di Hollywood Bowl.
Dalam hal ramalan, pada 1942 ia pernah memperingatkan Carole Lombard, bintang film terkenal Amerika agar tidak berpergian dengan pesawat terbang.
Mulanya, Carole mengikuti saran Jeane. Dia pun berencana menumpang kereta api dalam perjalanan ke Indianapolis. Belakangan, Carole berubah pikiran. Dan, pesawat yang ditumpanginya diserang badai di Las Vegas. Terhempas. Aktris papan atas Hollywood itu tewas.
Usai Perang Dunia II, Jeane menjadi sukarelawan menghibur para prajurit yang baru pulang perang di Washington, dengan cerita dan ramalan.
Nama Jeane kian melambung. Dan jadi buah bibir ketika Presiden John F. Kennedy ditembak pada 22 November 1963.
Karena, “tujuh tahun sebelum Kennedy ditembak, wanita itu pernah meramalkan tragedy tersebut,” tulis Merry.
Tulisan Jeane Dixon yang dimuat majalah Parade, edisi 13 Mei 1956, mengulas pemilihan presiden 1960 akan diikuti dengan pembunuhan atau kematian, saat presiden sedang bertugas di masa kepemimpinan pertamanya.
Pada 1965, Jeane berkolaborasi dengan kolumnis Ruth Montgomery menulis kisah hidup dan ramalannya.
Dalam buku yang diberi judul A Gift of Prophecy: The Phenomenal Jeane Dixon itu, ia mengaku kemampuannya di bidang spiritual merupakan karunia Tuhan. Tidak lebih.
Peramal para Presiden Amerika itu berpulang pada 25 Januari 1997 di Washington.
Sebelum itu, hingga usia 90-an tahun, ia masih diminta meramal untuk kepresidenan.
Disebutkan bahwa Richard Nixon yang menjabat Presiden Amerika pada rentang waktu 1969 hingga 1974, melalui sekretarisnya Rose Mary Woods, masih mendengarkan ramalan-ramalam Jeane.
Pada 1988, Ibu Negara Nancy Reagen—istri Presiden Ronald Reagen—beberapa kali meminta nasehat-nasehat Jeane.
Belakangan, ketika Jeane sudah sangat menua, “Nancy akhirnya memutuskan mencari peramal yang lebih muda, yaitu Joan Quigley,” tulis Merry.
Jeane tak memiliki keturunan. Setelah berpulang, hartanya dikelola seorang bankir Leo M. Bernstein.
Leo mendirikan Museum dan Perpustakaan Jeane Dixon di Strasburg, Virginia, yang memamerkan benda-benda milik Jeane. [jpn]