GELORA.CO - Jakarta - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengaku tak bisa melarang terkait pilihan putra putrinya dalam menggunakan busana muslim. Kepada putra putrinya dia hanya bisa mengingatkan bahwa kedalaman agama bukan diukur dari pakaian atau penampilan, tetapi akhlak dan perilaku yang lebih utama.
"Kamu boleh kenakan baju apa saja, selama kamu merasa nyaman tetapi yang penting janganlah penampilanmu hanya untuk pamer tentang ke-Islamanmu, karena kedalaman agamamu bukan diukur dari pakaianmu atau penampilanmu, tetapi akhlak dan perilakumulah yang lebih utama," kata Wiranto mengulang kembali ucapannya kepada putra-putrinya.
Dalam nasihat kepada putra putrinya dia juga mengingatkan agar tidak menjual agama untuk kepentingan politik. Dia mengatakan agama sangat suci dan tidak pas jika ditarik sebagai alat politik atau sarana kampanye.
Wiranto mengaku sedih saat ada beberapa orang yang berusaha menarik ajaran agama untuk kepentingan politik. Di YouTube misalnya ada orang beserban, mengenakan simbol-simbol agama tapi bicaranya justru menjelek-jelekkan orang lain.
"Saya kadang-kadang sedih. Saya sering lihat di YouTube lihat di internet. Orang pakai serban tapi bicaranya menghujat orang lain. Kalau sudah pakai atribut seperti itu kan dia agamis ya. Tapi bicaranya nggak agamis. Bicaranya politis," kata Wiranto.
Selengkapnya pernyataan Purnawirawan TNI Angkatan Darat kelahiran Yogyakarta 4 April 1947 itu, Tonton Blak-blakan Menko Polhukam Wiranto soal Papua dan Pilpres 2019 di detikcom, Senin 17 Desember 2018 pukul 11.00 WIB.[dtk]