GELORA.CO - Ratusan warga Jember menghadang dan menahan Warna Negara (WN) China. Aksi warga Desa Pace, Kecamatan Silo, ini dipicu WNA tersebut akan melakukan penambangan di desa setempat.
Saat itu sekitar 4 orang dengan mengendarai 3 mobil, tiba di Desa Pace. Warga yang gencar-gencarnya menolak tambang langsung emosi. Beruntung aksi itu diketahui polisi dan beberapa orang itu diamankan di salah satu rumah warga.
Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo terjun langsung ke lokasi mengamankan sejumlah orang pendatang itu, dan menenangkan warga agar suasana kondusif.
"Mereka datang ini, diduga akan melakukan penambangan. Warga itu mengetahui mereka ini orang tambang, (karena) orang Korea dan Cina. Diduga akan melihat lokasi tambang, Jadi warga langsung menghadang. Sekarang di Pace ini panas-panasnya menolak tambang," kata salah satu warga Hendra Puspita saat dikonfirmasi wartawan di lokasi, Rabu (5/12/2018).
Warga pun menghadang dan berinisiatif mengamankan 4 WNA itu karena curiga ada salah satu orang tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan menunjukkan gelagat mencurigakan karena ingin menuju ke lokasi pertambangan emas yang memang hingga kini diprotes warga.
"Pace ini sekarang situasinya rawan dan panas. Jangan sampai ada pertambangan emas di sini. Tegas kami warga Pace menolak tambang," tegasnya.
Sementara Kapolsek Silo Wahyono mengaku warga di Desa Pace sejak lama dengan tegas menolak pertambangan. "Intinya warga ini menolak tambang. Adanya situasi ini, karena ada orang yang dicurigai akan melakukan kegiatan pertambangan di desa ini. Kita hadir untuk mengamankan," kata Wahyono saat dikonfirmasi.
Keempat WNA asal Cina itu saat dihadang warga, lanjut Wahyono, diamankan di rumah salah seorang warga. "Diamankan di Rumah Pak Taufik, selanjutnya saat kapolres datang, langsung dibawa dan diamankan di Mapolres Jember," tandasnya.
"Kami berterima kasih kepada warga Desa Pace, karena masih bisa menjaga situasi kondusif, dan lebih dewasa menyikapi persoalan ini," sambungnya. [dtk]